Sabtu, 07 Mei 2016

Disebelin Anak





Ayo...siapa yang pernah di sebelin sama anak anaknya?? Jujur saya sih pasti angkat tangan karena memang merasa pernah bahkan sering di sebelin sama cici dan boy. Justru karena sering atau bisa di bilang setiap minggu di sebelin sama mereka justru membuat saya bangga. LHO??


"Daddy besok cuma anterin saya saja yah main netball'nya, terus daddy pulang saja" kata si cici semalam saat dia meminta saya mengantar dia ke pertandingan netball dia untuk ke esokan harinya. "Memangnya kenapa ci??" saya balik bertanya. "Nggak apa-apa. Mending daddy pulang saja" dia menjawab. "Bener nih alasannya begitu??" saya balik bertanya. "Daddy stay saja deh kalau gitu" saya malah bilang untuk tetap di sana melihat pertandingan dia ini. "Tapi daddy jangan komen apa-apa yah setelah gamenya" dia memberi tahu. "Lah kenapa daddy nggak boleh komen??" saya balik bertanya. "Kamu tahu kan daddy kamu, selalu mau mengamati dan memberi penilaian terhadap apa yang kamu lakukan biar kamu bisa belajar dan menjadi lebih baik" saya melanjutkan. "Tapi saya kan baru main ini netball jadi pasti tidak bagus" kata cici. "Justru karena kamu belum bagus daddy kasih input biar kamu bisa semakin bagus" saya menerangkan. "Yah sudah terserah daddy saja deh maunya gimana" dia sudah capek melarang daddynya. "Lah kamu seharusnya bersyukur lho. Banyak anak anak lain yang mengharapkan bisa di temani oleh daddy atau maminya saat mereka beraktivitas, tapi mereka hanya bisa berharap saja. Sedang kamu...daddy sediakan waktu untuk bisa menemani kamu, mensuport dan memberi opinion dari observasi daddy...lah malah kamu tidak senang" kata saya. "Kalau daddy kasih input atau arahan biar kamu bisa lebih bagus artinya kan daddy sayang dan care sama kamu lho" lanjut saya lagi.

"Boy sebelum kamu passing ball'nya kamu stop and think dulu, biar kamu bisa pass the ball'nya properly dan nggak waste ball'nya" saya memberi saran saat menemani dia latihan basket hari Kamis. "I know..I know daddy" dia menjawab arahan saya dengan nada kurang suka. "Terus kamu juga spread out and try to find the good position biar teman kamu bisa pass the ball ke kamu" saran saya lainnya. "I know that daddy tapi kan kadang susah untuk itu" dia menjawab lagi. "Boy, daddy kan cuma kasih saran dan arahan buat kamu. Karena daddy lihat kamu kurang untuk itu. Jadi kamu jangan sewot gitu dong" saya mengingatkan behaviour dia ini. "Ini kan salah satu dari tanggung jawab daddy untuk bisa membimbing dan mengajari kamu untuk bisa lebih baik" lanjut saya lagi.

Yup, ke dua contoh di atas adalah contoh-contoh kecil yang sering membuat cici dan boy kesal atau jengkel kepada saya. Yah tentu saja mereka jengkel karena daddynya sering tidak bisa menahan untuk bisa memberi komen hasil dari pengamatan selama mengikuti aktivitas mereka. Bukan...bukan berarti saya menaruh high expectation kepada mereka...karena sebelum mereka bertanding atau berlatih saya malah menyuruh mereka untuk have fun dan enjoy dalam latihan ataupun pertandingan mereka itu. Tapi tentu saja mereka harus mau dan terus belajar dari apa yang mereka lakukan, dan inilah yang saya harapkan sesungguhnya dari mereka.

"Bagaimana tadi saya mainnya daddy??" malah si cici bertanya pendapat saya mengenai dia dalam game'nya tadi. "Aku good kan tadi main gitarnya??" pertanyaan serupa dari si boy sehabis pulang les gitar di hari yang sama ini.

Suka tidak suka, senang tidak senang...biarpun sering di sebelin sama mereka, toh kitalah orang tuanya yang bisa memberi pujian, ocehan, kritikan, bimbingan maupun pembelajaran kepada mereka secara tulus dan untuk kebaikan mereka pastinya. Jadi tidak salah dong kalau saya katakan saya bangga sering di sebelin sama cici dan boy??


Tidak ada komentar:

Posting Komentar