Senin, 25 Januari 2016

Takut Berbuat Salah

Mengajari anak tentu bukan perkara mudah. Menyuruh mereka belajar saja kadang suka pakai di ocehin dulu apalagi saat mereka belajar dan tidak bisa-bisa. Nah yang paling nyebelinnya lagi saat mereka takut berbuat atau menjawabnya salah.

"Daddy is this right??" tanya si boy. Padahal baru saja saya bantu dia menjawab soal matematika yang serupa sebelumnya. "Boy, kamu kerjain saja semuanya dulu and do the best that you can, nanti baru daddy check dan bantu kamu kalau ada yang salah" kata saya berulang kali ke dia setiap dia baru selesai jawab 1 pertanyaan saja.

"Aku tidak tahu mau tulis apa??" kali ini contoh lainnya saat si boy belajar menulis. "Yah kamu yang tentuin maunya tulis apa, kan daddy sudah kasih saran buat topiknya" jawab saya ke dia. Setelah dia menulis tentu saja ada beberapa kata yang mungkin dia kurang tahu atau lupa bagaimana harus menuliskannya dan kemudian dia tanyakan ke saya. Tentu saja jawabannya yah dia harus mencobanya dulu dan setelah selesai baru saya cek dan bantu untuk perbaiki. 

Takut berbuat salah. Inilah salah satu sebabnya si boy banyak bertanya ke saya. Rasanya wajar sekali perasaan si boy ini karena kita pun sebagai orang dewasa juga suka takut salah. Di tempat kerja, kita pun juga suka takut salah dalam mengambil keputusan. Bagaimana kalau keputusan kita salah?? Pertanyaan ini sama dong seperti apa yang di takutkan si boy saat belajar. ahhh tinggal mengakuinya saja kalau kita salah dan belajar dari kesalahan ini dan kalau masih bisa di perbaiki, yah perbaiki secepatnya termasuk dengan meminta bantuan dari orang lain kalau perlu.

Berani mengambil keputusan, inilah yang membedakan mentalitas atasan dari bawahan. Sebagai atasan kita di latih untuk berpikir berpikir lebih luas dan menerka hasil dari keputusan yang kita buat dan lakukan, sedangkan sebagai bawahan kita hanya menjalankan keputusan dari apa yang atasan kita sudah buat.


Saya memang selalu men challenge cici dan boy untuk tidak takut berbuat salah. Kenapa?? Karena memang saya selalu melatih mereka menggunakan otak/logika mereka dalam berpikir dan juga hati dan perasaan mereka dalam bertindak...sebelum mereka benar-benar mengambil keputusan yang terbaik buat mereka sendiri maupun orang lain.

Rasanya setiap orang pasti kesal dan sering pula menyesal telah berbuat salah. Namun sebenarnya tidak adanya salahnya koq berbuat kesalahan selama kita telah memikirkan dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik di awalnya, dan terutama mau bangkit dan berusaha untuk memperbaikinya.


 
 kesal dan sering pula menyesal telah berbuat salah. Namun sebenarnya tidak adanya salahnya koq berbuat kesalahan selama kita telah memikirkan dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik di awalnya, dan terutama mau bangkit dan berusaha untuk memperbaikinya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/marchsell/jangan-takut-berbuat-salah_552fc0826ea834ba2f8b45e2

Because You're Worth It


Ini bukanlah tulisan untuk promosi salah satu kosmetik lho tapi merupakan salah satu pembelajaran dari kami buat cici dan boy saja supaya bisa berpikir lebih dewasa untuk kepentingan mereka pastinya. Perbincangan saya dengan cici dan boy ini sebenarnya sudah lama sekali namun saya dan mami masih tetap dan terus menggunakan kalimat ini sebagai motivasi buat mereka.

Because you're worth it. Ini slogan yang kami rasa bagus untuk memotivasi cici dan boy. Kami sering menggunakan kalimat ini buat mereka, membuat mereka menyadari akan talenta-talenta yang mereka miliki dan mereka bisa serta mau mengembangkannya untuk mereka sendiri, sesama dan juga lingkungan. Anak-anak mana sih yang mau kalau disuruh belajar...pastinya mereka mau nya main. 

Ok saya setuju itu, tapi cepat atau lambat mereka juga perlu belajar. Kami sering menggunakan metode bermain sambil belajar pula koq, namun ada saatnya mereka memang harus belajar yang benar-benar belajar. Nah saat-saat seperti beginilah yang membuat orang tua harus lebih memutar otak supaya anak-anak tetap mau belajar pula. "Kenapa sih aku harus belajar daddy??" kata si boy kepada saya suatu saat. "Karena daddy sama mami mau kamu bisa independen dan berharga nantinya" jawab saya. "Koq nantinya bisa independen dan berharga dari belajar daddy??" kali ini cici yang bertanya. " Kalau kamu mau jadi chef kayak mami misalnya, kamu musti belajar masak kan. Setelah bisa masak baru ada yang mau hire kamu untuk kerja. Dari kerja ini kamu mempunyai harga dan bisa mandiri kan" saya menjelaskan yang simple tapi terarah buat mereka. "Setelah kamu kerja dan mempunyai gaji atau harga awal dari pekerjaan kamu...kamu juga harus terus belajar tidak??' tanya saya kali ini ke mereka. "Iya" jawab cici dan boy serempak. "Kenapa??" tanya saya penasaran. "Karena daddy sama mami selalu bilang untuk terus belajar" jawab boy jujur. "Kalau kamu ci??" saya menunggu jawaban cici. "Karena jadi bisa masak untuk masakan lainnya" jawab dia akhirnya. 

"Betul dan hebat sekali jawab cici dan boy daddy ini" saya memuji akan pendapat mereka berdua. "Kalau kamu cuma bisa misalnya cuma 1 jenis masakan saja dan setelah itu kamu males.. makanya kamu akan stuck di situ saja atau dengan kata lain kamu tidak bisa improve. Kalau kamu bisa improve yourself to make it better...harga kamupun akan naik. Misalnya tadinya kamu cuma staff waktu awalnya...setelah kamu bisa improve and better kamu bisa jadi team leader. Kalau kamu improve terus kamu bisa jadi managernya" saya menambahkan. 

"Jadi kita belajar supaya bisa jadi manager??" tanya si boy lagi. "Betul boy...tapi bukan hanya manager di kerjaan saja tapi terlebih lagi manager buat diri sendiri" saya menjelaskan lagi. "Maksud daddy??" tanya si cici. "Kamu tahu apa manage itu kan??" tanya saya ke mereka. Mereka berdua mengangguk tanda setuju. "Jadi kamu bisa me-manage diri kamu sendiri. Contohnya kamu langsung bisa help mami to prepare for our dinner, terus help taruhin dishesnya yang sudah di keringkan, kemudian ready untuk belajar sehabis dinner tanpa harus di bilangin sama mami atau daddy dulu, dan seterusnya. Kalau kamu bisa manage itu semua...kan kamu sudah jadi manager for yourself...iya nggak??" saya menjelaskan buat mereka. 

"Jadi dari belajar itu banyak sekali manfaatnya...kamu jadi bisa tahu dari tidak tahu, dari tahu kamu bisa mandiri dan dari mandiri kamu bisa jadi manager for yourself. Kalau kamu sudah ada semua value itu dalam diri kamu maka kamu akan menjadi sangat berharga" saya menambahkan. "Untuk bisa jadi berharga ini harus dimulai dari diri kamu sendiri. Daddy sama mami cuma bisa guide kamu untuk ini...dan rasanya akan worth it buat mami sama daddy kalau kamu nantinya bisa worth it for others too" saya menanamkan yang kami harapkan kepada mereka.

Minggu, 24 Januari 2016

Fat Angel


Cici dan boy punya nama khusus dari saya saat saya meledek mereka, begitupun saya mendapat nama khusus dari mereka. Fat Angel. Yup itulah nick name saya dari ke cheeky monky dan cheeky mbek saya ini. Kenapa bisa jadi fat angel?? Yah ceritanya bisa lihat di bawah ini. 

"Dasar nih the cheekiest ba ba bleketek angel in the whole world" kata saya sembari belaga marah ke si boy yang selalu menggodain saya. "Nih juga the silliest mbek angel on earth" ledek saya ke si cici yang juga lagi ikutan si boy ngegodain saya. 

Yup...sejak saya menceritakan Bertemu Malaikat kepada mereka hampir 3 tahun yang lalu...saya sering menggunakan istilah angel atau malaikat ini kepada mereka. Tapi tentunya dengan embel-embel sembari meledek sebagai cara untuk bisa lebih mendekatkan diri dengan mereka. Tentu saja senang dan bahagia sekali bisa mempunyai 2 orang teman yang bisa di ajak bermain, saling menggoda, saling ber silly ria, dsb.

Yang membuat setiap hari selalu berwarna karena kehadiran mereka. Dari yang kadang membuat marah karena berantem setiap hari, membuat tersenyum karena melihat dan mendengar mereka saling berargumentasi dan tidak mau kalah satu sama lainnya, merasakan hangatnya cinta mereka setiap kali mereka memeluk,mengatakan sayang dan memberkati saya di saat malam sebelum mereka tidur dan juga komen atau kritikan mereka buat saya setiap harinya. 

"Jadi malaikat yang baik adalah malaikat yang bisa marahin atau kritik kamu di saat kamu salah, menghibur kamu di saat kamu sedih, memotivasi kamu di saat kamu jatuh, mendorong kamu biar kamu bisa lebih baik, bisa funny, silly, cheeky dsb...biarpun malaikatnya fat kayak daddy" saya mendeskirpsikan malaikat kepada mereka sembari merefer ledekan mereka kepada saya yang tentunya membuat mereka senang karena bisa menambah daftar nama ledekan untuk daddynya sebagi funniest fat angel mereka. 

Beruntungnya si cici dan boy bisa ketemu fat angel setiap hari yahhhhhh :) :)



Gimana Ngomongnya??


Si cici punya rencana tahun ini untuk bisa melakukan kerja volunteer. Selain karena dia ingin mendapatkan pengalaman bagaimana rasanya kerja dia juga ada target untuk bisa mendapatkan salah satu badge dari salah satu program yang di adakan di sekolahnya. Tentu saja saya dan mami mendukung sekali rencana dan target dia ini dan memberikan beberapa saran pekerjaan apa saja yang bisa dia lakukan untuk kerja volunterrnya dia ini. 

"Hi I am just wondeirng if i can do voluntery work here (Hi, Saya numpang nanya bisa tidak saya kerja di sini)??" tanya si cici beberapa hari yang lalu kepada seorang nenek yang lagi menunggu di bagian resepsionis di salah satu non-profit organisastion punya pemerintah, yang menjual pakaian-pakaian maupun peralatan rumah tangga buat orang-orang yang kurang mampu di kota kami. Ternyata pertanyaan cici ini tidak di tanggapi dengan baik oleh si nenek dan di tolak dengan alasan dia masih di bawah umur. "Nanti kamu coba ke perpustakaan saja sama daddy" saran si mami kepada saya. "Ya sudah besok kita ke perpustakaan yah" saya menyetujuinya.

 "Kamu tahu gak apa yang kamu mau tanyain nanti??" tanya saya ke dia sesaat sebelum kita mau pergi ke perpustakaan tadi pagi. "Iya" jawab dia. "Ok kasih tahu daddy bagaimana kamu mau ngomongnya??" tanya saya lagi. Dari sinilah saya tahu bagaimana dia berbicara kepada si nenek, beberapa hari lalu itu.


"Hhhhmmm kamu baiknya menggunakan yang lebih baik dari itu" saya memberi tahu dia. "Pertama kamu kasih salam ke orang yang kamu temui pertamakali, tentunya di tambah senyumanlah" saya mulai memberi pengarahan. "Kemudian kamu sebut dari sekolah mana kamu ini dan apa tujuan kamu ke sini" lanjut saya. "Kamu tahu nggak kenapa daddy kasih saran begini" tanya saya lagi.

Setelah bertukar pikiran dan menjelaskan dia pun mengerti. "Thanks yah daddy sudah bantuin dan temenin aku dapatin kerjaan ini dan juga berbicara dengan managernya" kata si cici kepada saya. "That's ok ci, daddy will always help you if you want to help yourself too (Tidak masalah ci, daddy akan selalu membantu kamu kalau kamupun mau dan bisa membantu diri kamu sendiri juga)" jawab saya.

 "Bagaimana menurut daddy saat wawancara tadi??" dia bertanya lagi. "Daddy bilang kamu sudah bagus tapi tentunya ada beberapa hal yang kamu bisa perbaiki, seperti kamu harus bisa jual diri kamu dengan memberi info kepada dia walaupun dia belum tanya" jawab saya sembari memberi beberapa tips buat dia. 

Biarpun cici sudah 14 tahun, bukan berarti saya dan mami membiarkan dia untuk menentukan jalannya sendiri. Karena dari pengalaman ini (dan sebelumnya juga), kamipun masih harus membimbingnya walaupun dalam hal berbicara saja. Jadi bukan hanya anak-anak saja yang harus terus di ajak berkomunikasi dan bertukar pikiran, karena remaja pun masih tetap dan terus bahkan rasanya harus lebih intens biar mereka bisa lebih baik lagi. Siapa lagi yang bisa membimbing dan mendidik buah hati kita kalau bukan kita orangtuanya bukan?? 




Sabtu, 23 Januari 2016

Perlunya Membohongi Anak


Semua orang juga percaya kalau berbohong itu dosa kan yah, apalagi yang di bohongin adalah anak sendiri. Bukan nantinya dosanya jadi double atau malah triple atau quadrtiple yah??? Tapi bener lho perlu sekali-kali membohongi anak malah bisa di bilang amat sangat di butuhkan. 

Sudah dari awal minggu ini si boy yang tadinya super lincah, aktif dan sporty banget...tahu-tahu berubah dan jadi lesuh dan tampak kurang bersemangat. Biasanya tanda-tanda begini pasti dia bakal sakit, ini kita sudah tahu karena dari pengalaman sebelum-sebelumnya. Nah betul juga kan, empat hari yang lalu kita lihat bintik-bintik merah di beberapa bagian badan dia. Keesokannya bintik-bintik itu makin banyak. Hhhmmm kita tebak sih dia kena cacar air yang di sini dibilang chiken pox (jangan tanya yah kenapa dan apa hubungannya dengan si ayam). 

Setelah di pastikan dia terkena cacar air ini, tiap kali dia selalu nanya kapan bisa sembuhnya. Soalnya dia sudah di janjiin mau pergi ke Rainbow's End (semacam Dufan'nya di sini) sama temannya hari Senin besok. Si mami bilang 3 hari bisa sembuh tapi pastinya dia tidak bisa pergi bersama temannya Senin nanti. Hari itu dia masih belum rewel. Nah hari berikutnya, cacarnya semakin banyak dan semakin besar dan berair. Tentu saja semakin gatal jadinya. Asli tidak tega melihat buah hati kesakitan dan kita tidak bisa membantu apa-apa kan. 

Nah kira-kira apa yang bisa kita bantu buat dia?? Yup, dengan BERBOHONG. Kita terus mengatakan ahhh ini besok juga sembuh koq boy. "Ini semuanya sudah keluar...besok tinggal keringnya dan sembuh deh" kalimat ini yang selalu saya ulang-ulang untuk membuat dia lebih nyaman, tentu saja selain dengan doa, minum obat dan di sering mandi pakai anti septic dan juga obat dari dokter. 

Jadi sudah lebih dari 2 hari kita membohongi dia dengan kalimat yang sama setiap kalinya. Saat saya membohongi si boy selama dia sakit ini, saya jadi terpikirkan kalau inilah perlunya orang tua bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan buah hatinya termasuk dalam hal berbohong di sini pastinya. 



Kenapa kita perlu sekali-sekali membohongi anak, terutama di saat mereka sakit?? Andaikan kalau saya katakan sejujurnya sama dia di hari pertama kena cacar air, kalau dia harus menunggu 2 sampai 3 hari lagi gatal-gatal dan sangat menyiksanya penyakit ini...kira-kira apa yang akan ada di pikiran si boy??  

Pola pikir anak tentu berbeda dengan yang sudah dewasa dan ditambah sifat manja mereka kepada orang tuanya untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dari kita pula, inilah yang saya rasa saat merawat si boy yang sedang sakit ini. Dengan memberikan harapan dan perasan yang positif merupakan obat tersendiri buat mereka dalam mendapatkan rasa nyaman dari orang tuanya.    

Berani jujur itu memang hebat, tapi apa sudah di pikirkan dampak dari kejujuran kita buat buah hati kita?? Jadi tidak selamanya jujur itu membawa dampak positif dan benarkan kalau kita perlu sekali-kali membohongi anak??


CATHOLIC: Syarat Utama Mencari Suami/Istri

Tentu saja bukan cici dan boy kalau tidak banyak nanya. Pertanyaan mereka sering kali kritis dan buat saya dan mami mereka berpikir dulu sebelum memberikan jawabannya.

Setelah mereka bertanya mengenai syarat apa saja yang harus di lihat untuk bisa mendapat maupun menjadi calon pacar yang baik, kali ini mereka bertanya mengenai syarat mencari atau menjadi calon suami atau istri yang baik. Jujur saja saya harus berpikir dulu sebelum memberi jawaban buat pertanyaan mereka ini.

Untuk bisa menjadi atau mendapat calon suami atau istri yang baik, untuk mudah diingatnya yaitu yang CATHOLIC. Tentu saja mereka langsung berpikir karena sesuai dengan iman yang kami punya ini. Maka saya jelaskanlah kepada mereka maksud saya CATHOLIC ini.


Commitment
Untuk bisa naik pangkat dari pacar menjadi pasangan hidup, harus yang mempunyai komitmen. Komitmen terhadap pasangannya maupun komitmen kepada Tuhan yang telah memberkati. Komitmen untuk selalu setia dalam susah maupun senang. Apalagi kamu sudah mengucap janji dan berkomitmen di hadapan Tuhan dan keluarga kan. Karena apa yang sudah di satukan Tuhan tidak bisa diceraikan manusia.

Attitude
Karakteristik atau kepribadian dari calon pasangan maupun diri sendiri sangat penting untuk di perhatikan. Jangan sampai memilih calon pasangan yang mempunyai karakter ringan tangan, suka abuse, dsb karena tentu saja cepat atau lambat tidak akan berjalan.

Trust
Semua hubungan untuk bisa baik harus adanya rasa saling percaya. Jadi Trust ini salah satu ayng penting yang harus sudah bisa dibina sebelum memutuskan untuk menikahi pacar.

Humoris
Tentu saja tidak mau punya suami atau istri yang manyun terus tiap hari kan. Namun tentu saja bukan yang badut pula. Nah makanya cari calon suami/istri yang bisa tertawa bersama atau memberi penghiburan di saat lagi sedih atau kecewa.

Open Communication
Saling terbuka dan jujur merupakan salah syarat untuk bisa terbinanya hubungan suami-istri yang harmonis.

Love
Bagaimana bisa memutuskan untuk menikahi pacar kalau tidak ada modal dasar yang satu ini?? Karena dengan adanya cinta inilah yang membuat pasangan bisa memutuskan untuk step up ke jenjang berikutnya.

Inspire
Kalau sejak pacaran saja sudah bisa dan terbiasa untuk memberi inspirasi ke kamu untuk menjadi lebih baik, maka tidak salah kamu sudah bersama orang yang tepat.

Care
Bagaimana bisa memutuskan utnuk menikahinya tanpa ada rasa peduli kepada calon suami/istri?? Dengan adanya care ini berarti calon suami/istri kamu ini adalah orang yang bertanggung jawab. Dia bisa bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dan juga kepada kamu calon pasangan hidupnya.

"Mudah kan mengingatnya. Yang susah adalah menyeleksinya atau menjadikan diri kita seperti ini. Makanya berdoa dan percaya Tuhan memberi yang terbaik bagi kamu dan berusaha supaya kamu juga menjadi orang CATHOLIC yang baik pula" kata saya menanamkan pesan buat mereka.