Minggu, 22 Mei 2016

Belajar Melipat Payung

"Daddy payungnya si David sudah kering nih" kata si boy saat melihat payung si cemen (anak homestay kita yang biasa kita panggil cemen ini) yang masih ada di luar sejak semalam. "Ya sudah kamu lipat dong" saya menyarankan ke si boy. "Bagaimana caranya??" dia kembali bertanya kepada saya. "Yah kamu lihat dan coba dong" saran saya berikutnya. "Observe dong" kata saya lagi.

Di putar dan bolak balik itu payung lipat si cemen untuk mencari tahu cara untuk melipatnya. Akhirnya ketemu juga tombol yang bisa di tekan untuk melipatnya...dan terlipatlah itu payung jadinya. Sekarang dia mencari tahu bagaimana bisa untuk mengikat itu payung sehingga menjadi ringkas. Dia menemukan pita yang ada velcro untuk pengikatnya dan mencoba untuk mengikatkannya.

"Koq pitanya tidak sampai yah??" dia kebingungan utuk bisa menyatukan velcro yang berada di payung tersebut. "Mungkin kamu tidak benar menarik itu talinya" kata saya ke dia. "Coba kamu tarik agak kencang dan baru diputar....kayak begini" saya memberi arahan dan contoh yang bisa di lihat sama dia secara langsung.

"Nah kamu bisa tidak memendekan gagang untuk pegangan payungnya ini??" tantang saya ke dia. Dia men coba cari tombol yang bisa di tekan untuk memendekan itu pegangan payungnya dan ternyata dia tidak mendapatkannya. "Coba kamu push saja gagangnya itu" saran saya ke dia sekali lagi. "Ohhh begini" dia senang bisa tahu caranya untuk ini.

"Some of mechanism dari mesin hanya perlu di dorong saja, tapi ada juga yang harus di tekan tombolnya, atau di putar atau lain-lainnya" saya menjelaskan beberapa cara kerja mesin secara simple dan mudah di ingat untuk boy yang 9 tahun ini. "Untung saja daddynya bukan tukang insinyur....kalau nggak bakal di jelasin panjang lebar kali nih si boy" pikir saya dalanm hati

"Sekarang, apa yang kamu sudah pelajari dari sini??" pertanyaan yang selalu saya tanya setiap sehabis menjelaskan sesuatu.

"Be smart, Observe, Do not give up" dia menjawab sembari menjelaskan satu per satu dari jawaban dia ini. Yah karena memang itulah yang selalu saya tanyakan ke dia akan jawaban dari yang dia berikan. "Well done boy, i am proud of you" puji saya ke dia. "Kalau daddy tambahin satu lagi yah, yaitu kamu do the best first before asking for help from others" saya menambahkan bimbingan tambahan buat jagoan kecil saya ini.

Membimbing dan Mengajari anak memang perlu seni tersendiri. Itulah yang membuat saya suka dari berkomunikasi dan berinteraksi dengan cici dan boy. Dari hal-hal sepele seperti bagaimana melipat payungpun kalau kita mau bisa kita jadikan alat pembelajaran dan bimbingan untuk buah hati kita. Selamat menikmati seninya menjadi orang tua...selagi kita masih bisa.


Minggu, 08 Mei 2016

Bisa Mijat

"Mau di pijitin??" pertanyaan yang hampir tiap Jum'at sampai Senin saya tanyakan ke mami. Kenapa cuma di hari-hari itu saja?? Lah iyalah, kan mami kerjanya dari Jum'at sampai Senin jadi yang paling capek yah cuma hari itu saja. Kalau hari Selasa sampai Kamis, dia kan capeknya karena kebanyakan belanja jadi dia yang harus mijitin saya dan dompet saya hahahaha.

Dari dulu sampai sekarang saya memang suka di pijat. Makanya kalau ada kesempatan selalu minta di pijatin sama mami, cici atau si boy. Tapi saya juga sering mjitin buat mereka. Apalagi saat mereka capek karena aktivitas mereka seperti sehabis ballet si cici atau basketballnya si boy. Kadang-kadang kalau mereka saking pegal kaki atau badannya, saat mereka tidur malam...mereka bisa bangun dan minta di pijitin sama daddynya.

Mijit banyak sekali manfaatnya lho. Salah satunya untuk kenikmatan karena bisa meluruskan otot-otot yang tegang atau badan yang pegal-pegal dan juga bisa untuk kesehatan karena (katanya) bisa melancarkan peredaran darah maupun untuk penyembuhan. Contohnya untuk soal penyembuhan, saat dulu kaki saya sehabis di operasi, di sarankan untuk di pijit daerah yang bekas di operasinya. Atau kalau kita membaca soal buku reflexology, bagian telapak kaki maupun tangan kita ternyata banyak saraf-saraf yang terhubungi dengan bagian-bagian lainnya dari tubuh. Sehingga saat kita pusing atau sakit kepala, kita bisa mempelajari bagian dari kaki atau tangan kita untuk di pijat yang bisa membantu untuk penyembuhannya

Namun ada satu hal lainnya yang mungkin tidak kita sadari dari manfaat memijat atau di pijat dari orang-orang yang kita sayangi, yaitu menyalurkan rasa sayang dan perhatian kita kepada orang yang kita pijat ataupun memijat kita. Karena dengan memijat kita bersentuhan dengan orang yang kita cintai. Dan semakin sering kita sering bersentuhan dengan mereka maka otomatis mereka akan merasakan perhatian dan sayang dari kita itu.       

Bagaimana kita bisa belajar mengenai memijat ini?? Buat saya sendiri, saya pernah membaca buku mengenai reflexology. Selain itu saya belajar dari mengamati saat si mami lagi ke physioteraphy atau merasakan saat saya lagi dipijitin di physio juga. Berhubung saya bukan tukang pijit profesional, saya hanya bisa menyarankan untuk membaca  dari berbagai sumber yang dapat dipercaya untuk hal ini.

Rasanya kita tidak perlu sampai ahli atau mahir untuk bisa jadi tukang pijat, tapi paling tidak kita bisa tahu untuk memijat saat anak kita keseleo atau pasangan kita salah bantal, badan pegal-pegal dan sebagainya. Apalagi seperti kita yang tidak mudah mendapat tukang pijat seperti di Indonesia, mengetahui hal-hal seperti ini sangat bermanfaat pastinya.  

Jadi kalau sebelumnya tidak pernah terpikirkan untuk memijat orang yang kita sayangi, tidak ada salahnya mulai sekarang boleh menambah pelajaran baru soal memijat dan mempraktekannya kepada orang yang kita cintai kan.... Apalagi pijat plus plus yang bisa semakin membahagiakan pasangan kita, asal jangan belajar dan prakteknya dari atau kepada orang lain saja ok!! :) :)

Sabtu, 07 Mei 2016

Disebelin Anak





Ayo...siapa yang pernah di sebelin sama anak anaknya?? Jujur saya sih pasti angkat tangan karena memang merasa pernah bahkan sering di sebelin sama cici dan boy. Justru karena sering atau bisa di bilang setiap minggu di sebelin sama mereka justru membuat saya bangga. LHO??


"Daddy besok cuma anterin saya saja yah main netball'nya, terus daddy pulang saja" kata si cici semalam saat dia meminta saya mengantar dia ke pertandingan netball dia untuk ke esokan harinya. "Memangnya kenapa ci??" saya balik bertanya. "Nggak apa-apa. Mending daddy pulang saja" dia menjawab. "Bener nih alasannya begitu??" saya balik bertanya. "Daddy stay saja deh kalau gitu" saya malah bilang untuk tetap di sana melihat pertandingan dia ini. "Tapi daddy jangan komen apa-apa yah setelah gamenya" dia memberi tahu. "Lah kenapa daddy nggak boleh komen??" saya balik bertanya. "Kamu tahu kan daddy kamu, selalu mau mengamati dan memberi penilaian terhadap apa yang kamu lakukan biar kamu bisa belajar dan menjadi lebih baik" saya melanjutkan. "Tapi saya kan baru main ini netball jadi pasti tidak bagus" kata cici. "Justru karena kamu belum bagus daddy kasih input biar kamu bisa semakin bagus" saya menerangkan. "Yah sudah terserah daddy saja deh maunya gimana" dia sudah capek melarang daddynya. "Lah kamu seharusnya bersyukur lho. Banyak anak anak lain yang mengharapkan bisa di temani oleh daddy atau maminya saat mereka beraktivitas, tapi mereka hanya bisa berharap saja. Sedang kamu...daddy sediakan waktu untuk bisa menemani kamu, mensuport dan memberi opinion dari observasi daddy...lah malah kamu tidak senang" kata saya. "Kalau daddy kasih input atau arahan biar kamu bisa lebih bagus artinya kan daddy sayang dan care sama kamu lho" lanjut saya lagi.

"Boy sebelum kamu passing ball'nya kamu stop and think dulu, biar kamu bisa pass the ball'nya properly dan nggak waste ball'nya" saya memberi saran saat menemani dia latihan basket hari Kamis. "I know..I know daddy" dia menjawab arahan saya dengan nada kurang suka. "Terus kamu juga spread out and try to find the good position biar teman kamu bisa pass the ball ke kamu" saran saya lainnya. "I know that daddy tapi kan kadang susah untuk itu" dia menjawab lagi. "Boy, daddy kan cuma kasih saran dan arahan buat kamu. Karena daddy lihat kamu kurang untuk itu. Jadi kamu jangan sewot gitu dong" saya mengingatkan behaviour dia ini. "Ini kan salah satu dari tanggung jawab daddy untuk bisa membimbing dan mengajari kamu untuk bisa lebih baik" lanjut saya lagi.

Yup, ke dua contoh di atas adalah contoh-contoh kecil yang sering membuat cici dan boy kesal atau jengkel kepada saya. Yah tentu saja mereka jengkel karena daddynya sering tidak bisa menahan untuk bisa memberi komen hasil dari pengamatan selama mengikuti aktivitas mereka. Bukan...bukan berarti saya menaruh high expectation kepada mereka...karena sebelum mereka bertanding atau berlatih saya malah menyuruh mereka untuk have fun dan enjoy dalam latihan ataupun pertandingan mereka itu. Tapi tentu saja mereka harus mau dan terus belajar dari apa yang mereka lakukan, dan inilah yang saya harapkan sesungguhnya dari mereka.

"Bagaimana tadi saya mainnya daddy??" malah si cici bertanya pendapat saya mengenai dia dalam game'nya tadi. "Aku good kan tadi main gitarnya??" pertanyaan serupa dari si boy sehabis pulang les gitar di hari yang sama ini.

Suka tidak suka, senang tidak senang...biarpun sering di sebelin sama mereka, toh kitalah orang tuanya yang bisa memberi pujian, ocehan, kritikan, bimbingan maupun pembelajaran kepada mereka secara tulus dan untuk kebaikan mereka pastinya. Jadi tidak salah dong kalau saya katakan saya bangga sering di sebelin sama cici dan boy??