Sabtu, 10 Oktober 2015

Cari Pacar yang punya BELIEF

Ini tulisan sebenarnya tulisan sekitar 1.5 tahun yang lalu, tapi selalu saya jadikan bahan untuk mengingatkan cici dan boy bagaimana untuk bisa menjadi sahabat atau pacar yang baik, sekaligus bahan dalam mencari pacar atau sahabat yang baik pula buat mereka.
 
 
Ketika kita sedang menikmati makanan di salah satu fast food resto favoritenya si boy, terdengar lagu "I don't want miss a thing"nya Aerosmith. "Kamu tahu gak guys kalau lagu ini mengingatkan daddy waktu pergi merantau ke sini dan meninggalkan mami dulu lho" saya membuka topik permbicaraan dengan mereka.

Selanjutnya, yah seperti biasa, cici dan boy silih berganti bertanya banyak macam pertanyaan dan saya menjawab atau juga memberi bimbingan dan didikan buat mereka. Dan tidak heran kalau pertanyaan mereka banyak yang kritis dan membuat saya harus berpikir dulu sebelum menjawabnya, karena harus di sesuaikan dengan pola pikir dan pola hati mereka yang masih berusia 7 dan 12 tahun ini.

"Menurut kamu apa yang bisa membuat kamu menetapkan dia untuk menjadi pacar kamu??" saya membalikan salah satu pertanyaan mereka sebelumnya. "Sebelum kamu jawab ini, apa sih syarat untuk bsia menjadi best friend untuk kamu??" saya memberi arahan untuk mereka. Tentu saja mereka menjawab silih berganti. "Yup...semuanya benar, tapi daddy rangkum biar kamu bisa ingat dan jadi lebih mudah yah" saya memberi masukan buat mereka

"Remember BELIEF. Ini syarat untuk menjadikan seseorang untuk jadi best friend/pacar kamu, sekaligus membentuk diri kamu menjadi best friend/pacar yang baik untuk orang lain" saya memberi arahan dan masukan untuk mereka lagi.

Believe
Believe artinya sama dengan trust kan, jadi kamu harus bisa mempercayai atau di percaya sepenuhnya sama dia untuk bisa menjadi best friend atau juga pacarnya. Saya memulai menjelaskan B dari kata BELIEF ini kepada mereka.





Encourage
Encourage di perlukan untuk bisa saling memotivasi satu sama lainnya untuk bisa lebih baik, atau lebih maju kalian berdua.

 






Love
Tentu saja untuk mempunyai suatu hubungan yang baik harus ada love diantara kalian kan.

 



Inspire
"Kalau kamu tidak bisa belajar sesuatu yang baik dari best friend atau pacar kamu, artinya kamu bersama orang yang salah" saya menjelaskan arti inspire ini kepada mereka

 



Empathy
 
Saling berbagi dan ikut merasakan apa yang sedang di alami oleh best friend/pacar kamu maupun diri kamu, berarti dia dan kamu ada empathy satu sama lainnya.

 



Fight
Fight for you and fight with you. Jangan salah artikan fight ini dengan arti berkelahi, tapi dalam pengertian berjuang. Orang yang mau berjuang/berusaha untuk dan bersama kamu adalah orang yang pantas di jadikan best friend maupun pacar kamu.



" So it's easy to remember kan bagaimana mencari pacar atau teman idaman" kata saya kepada mereka. "Yang susah adalah menjadi pacar atau best friend idaman buat orang lain, tapi bukan berarti tidak bisa ...soalnya I know my girl and my boy, yang sudah menjadi anak-anak kebanggan mami and daddy"  saya memotivasi dan memuji cici dan boy kami ini.

Gagal tapi Sukses

Minggu lalu saya memberikan cerita tentang seorang gadis dari keluarga yang kaya raya, yang menolak cinta dari seorang pria yang berasal dari keluarga yang kurang mampu atau miskin. Karena perbedaan jejang sosial ekonomi dari mereka inilah yang membuat si gadis menolak cinta si pria yang amat sangat jatuh hati kepadanya.

"Apa yang kamu pelajari dari cerita ini guys??" pertanyaan yang selalu saya tanyakan kepada cici dan boy setiap kali saya habis bercerita kepada mereka.

"Don't give up" jawab si boy cepat. "Kenapa don't give up boy??" tanya saya akan jawaban dia tadi. "Biar kita miskin tapi kalau kita mau terus berusaha pasti akan berhasil" jawab dia. Yup, dia berkata demikian karena dalam cerita saya tadi akhirnya si pria ini malah menjadi lebih sukses dalam hal finansial di banding si gadis tadi, yang suaminya malah bekerja di tempat si pria yang di tolaknya dulu.

"Kita tidak boleh sombong" kali ini cici yang bersuara. "Memangnya sombongnya kenapa ci??" tanya saya ke dia. "Biarpun kita kaya kita tidak boleh menganggap remeh orang lain" dia memberi alasan. Dia masih melanjutkan dari perbincangan kita sebelumnya, namun dari sisi yang berbeda.

"Well done guys. Kamu berdua benar soal itu" saya memuji mereka. "Ayo apalagi yang bisa kamu pelajari?" saya masih menantang mereka untuk mengobserve lagi dari cerita tadi. Mereka berdua terdiam untuk berpikir.

"Menurut kamu apa si gadis itu wajar menolak si pria tadi??" saya menantang pola pikir mereka dari sisi yang lain. "Ya" si cici menjawab. "Soalnya kan semua orang mau happy dengan hidup yang berkecukupan" dia memberi opini. "Tapi cara dia menolaknya itu yang tidak baik karena merendahkan si prianya" dia masih melanjutkan. "Good answer cici" puji saya ke dia. "Semua orang tentu mau hidup senang kan yah, salah satunya yah dengan ada uang untuk menyenangkannya. Apalagi dia dari keluarga kaya, tentu saja sudah terbiasa hidup berkecukupan" kata saya. "Tapi bukan berarti kalau sekarang miskin tidak akan bisa lebih baik finansialnya kemudian hari, iya nggak??" lanjut saya lagi.

"Nah makanya kita harus terus berusaha biar bisa berhasil, baik berhasil dalam karir, dalam membina hubungan, dan mencapai kebahagiaan serta kesejahteraan untuk kita" saya mulai memberi input buat mereka. Saya me'refer kepada si pria dalam cerita ini, yang sukses dalam hal karir tapi putus asa sehingga gagal dalam membina hubungan asmara dengan gadis lainnya hanya karena pernah di tolak mentah-mentah cinta pertamanya.

"Untung dulu daddy nggak give up and takut sama galaknya mami kamu, kalau nggak maka tidak akan ada yang
namanya cici dan boy kan" saya membandingkan ke diri saya sendiri. "Selain itu karena daddy juga tahu, mami kamu itu the best for me" kata saya sekalian sekali-kali muji si mami.

"Daddy tahu mami kamu yang terbaik karena dia punya BELIEF dan juga dia CATHOLIC" kata saya mengingatkan kepada mereka tentang perbincangan kita kalau mencari pacar harus yang punya BELIEF dan kalau cari suami/istri harus yang CATHOLIC.

Untuk lebih jelas soal perbincangan saya soal BELIEF dan CATHOLIC ini, bisa di baca di tulisan berikutnya. 


Minggu, 04 Oktober 2015

Main Blocks

Sebagai orang tua, seharusnya kita tahu mainan favorite anak-anak kita itu apa yah. Dari mainan favorite anak ini kita bisa menjadikan bahan bimbingan dan pembelajaran buat mereka. Ini sekedar salah satu catatan harian saya soal mainan favorite si boy dulu, yang saya gunakan untuk membimbing dan mendidik si boy dan cicinya juga. 


Si boy hampir setiap hari main blocksnya dia. Bisa dibilang itu adalah mainan favorite dia. Dari blocksnya itu dia sering berimajinasi membuat apa saja, dari rumah, farm, garage, atau pun apa saja yang menurut imajinasi dia. Tapi yang paling sering menjadi imajinasi dia adalah bangunan yang tinggi seperti sebuat tower.

Dia selalu berusaha untuk bisa membuat yang setinggi mungkin....namun kadang kala sering kali ingin tertawa sendiri tiap kali melihat ekspresi wajah imutnya saat melihat bangunan yang di bangunnya jatuh lagi. "Kenapa boy?? Jatuh lagi ya towernya.... That's ok ayo buat lagi" kata saya sembari memberi motivasi buat dia. "Nih daddy ajarin supaya towernya bisa strong and tidak mudah jatuh....kamu taruh basenya yang banyak dan juga balance" saya memberi saran ke dia. "Sini ci...bantu'in boy bikin towernya" kata saya ke cici. "Kamu tahu gak kenapa harus basenya kuat dan balance??" tanya saya ke mereka. "Supaya tidak jatuh" jawab cici. "Supaya strong towernya" jawab boy. "Hebat nih boy and cici daddy" puji saya buat mereka. "Coba kamu berdua buat tower, siapa yang bisa bikin paling tinggi yang menang" tantang saya buat mereka. Sembari mereka membuat towernya masing-masing saya pun membantu melihat dan memberi saran buat bagaimana bisa towernya tinggi. Ternyata ke dua2nya bisa membuat yang lumayan tinggi sebelum akhirnya jatuh juga.






"Apa yang kamu pelajari dari main blocks tadi??" tanya saya ke mereka. "BIsa fun and play together" inti dari jawaban cici dan boy. "Kalau buat daddy...daddy dan mami seperti cici dan boy yang lagi membangun tower tersebut. Tapi towernya itu adalah kamu berdua" saya mencoba menerangkan buat mereka. "Daddy dan mami berusaha membuat base yang kuat dan balance untuk kamu berdua" lanjut saya lagi. "Tahu nggak basenya seperti apa??" pancing saya lagi. Mereka terdiam karena bingung mau bilang apa. "Daddy dan mami kasih kamu base education dan juga religion" kata saya. "Dengan education kamu bisa belajar dan menjadi tahu serta nantinya bisa meraih apa yang kamu mau sebagai cita-cita kamu. Sedang religion adalah balancingnya supaya kamu tahu mana yang baik atau tidak buat sesama maupun diri sendiri" saya menambahkan. "Selain itu daddy juga ajarin kamu sport dan have fun karena kalau hanya belajar dan agama saja akan boring kan....makanya kita perlu sport dan fun juga" tambahan dari saya buat mereka. "Nah kalau kamu sudah ada semua quality itu...kamu akan bisa mencapai yang tinggi. Tapi jangan lupa....cepat atau lambat kita pasti akan jatuh lagi ke bawah....tahu nggak maksud daddy??" tanya saya ke mereka. "We will die" kata cici. "Betul sekali ci....makanya apa yang kita perbuat di dunia ini harus yang baik karena nantinya Jesus akan melihat apa yang kita did kalau kita sudah die dan ketemu Dia" saya menutup nasehat buat mereka.



Jesus punya Magic

Mengenalkan anak-anak kepada Tuhan bisa melalui berbagai cara, salah satunya dengan membaca kitab suci. Salah satu pengalaman yang lucu, unik dan menarik yang saya selalu ingat saat membaca kitab suci bersama...saat membaca Yesus memberi makan 5000 orang.

Sebelum kita membaca Alkitab, kita membiasakan dengan berdoa terlebih dahulu...sehingga kita bisa menangkap dan mengerti intii dari apa yang kita baca dan bisa mengaplikasikannya dalam perbuatan kita sehari-hari secara nyata.


"Aku mau baca yang ini yah daddy" kata si boy sembari menunjukan cerita tentang 5 roti dan 2 ikan dari Alkitab yang bergambar dan khusus untuk anak-anak ini. Alkitabnya ini memang di buat ringkas tanpa mengurangi isi dan inti dari Alkitab yang tebalnya minta ampun.

Seperti biasa, di setiap akhir cerita kami selalu membahas apa yang kita bisa pelajari dari cerita yang kita baca. Dari membahas tentang dimana kejadiannya berada, siapa saja yang ada di sana, apa yang mereka lakukan, kenapa mereka begitu dan yang pasti apa yang bisa kita terapkan dalam kehidupan kita dari baca itu.

"Kenapa Jesus bisa memberi makan 5000 orang itu dari hanya 5 roti dan 2 ikan??" salah satu pertanya saya ke boy. "Karena Jesus punya magic" jawab si boy secara cepat dan spontan. Tentu saja jawaban dari dia ini membuat kami tertawa terbahak-bahak. Boy yang menjawab menjadi malu sendiri. Karena melihat adanya perubahan wajah dari jagoan kecil saya ini, akhirnya saya bertanya lagi maksud dia ini. "Apa maksud kamu Jesus punya magic??" "Soalnya dari 5 roti dan 2 ikan Jesus bisa membuatnya menjadi banyak" dia memberi alasan. "Apa yang Jesus lakukan sebelum dia memberi mereka makan??" gali saya lebih dalam. "Jesus pray dulu" dia menjawab. "Good. Artinya kamu mengerti apa yang kamu baca tadi" puji saya ke dia. "Jadi maksud kamu tadi...sebenarnya Jesus di kasih kuasa untuk mengenyangkan 5000 orang itu, iya kan boy??' tanya saya ke dia. Dia mengangguk setuju.



Yup...begitulah pola pikir anak-anak kita tentu berbeda dengan pola pikir kita. Cara penyampaian mereka pun tentu berbeda pula dengan kita. Apa yang mereka anggap sebagai jawaban yang polos dan jujur tapi penyampaiannya kurang benar menurut kita...pastinya menjadi lucu dan membuat kita terbahak-bahak. Begitupun bila kita menggunakan bahasa yang terlalu ribet dalam menjelaskan kepada mereka...sudah pasti mereka tidak akan bisa memahaminya.

Semakin sering dan banyaknya kita berkomunikasi dengan anak-anak kita...maka kita otomatis akan semakin mengenal dan mengetahui pola pikir mereka sehingga semakin memudahkan kita dalam membentuk,  mengarahkan dan mendidik mereka pula.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Ngantuk apa Malas??

Hari ini saya dan boy nganterin cici ke tempat bermain ski yang berjarak sekitar 45 menit dari rumah kita.Cici di undang sama temannya yang berulang tahun.

Karena kasihan si boy sendirian gak ada acara ngapa-ngapain, saya ajak dia untuk lunch di tempat favoritenya dia, Carl's Jr. Setelah lunch kita hanya pulang ke rumah karena emmang tidak ada acara apa-apa yang kita rencanakan, selain beberes rumah yang biasanya saya lakukan setiap weekend.

Setelah memberikan waktu untuk boy bisa bermain dengan tabletnya selama 1 jam, saya suruh dia untuk membaca atau menuliskan sesuatu sebagai sarana belajar dia. Namanya anak, tentu saja tidak suka kalau di suruh belajar. Nah di sinilah tantangannya buat saya. "Ok kalau tidak mau baca atau nulis...kamu latihan gitarnya saja deh" saya memberi alternative lainnya. Ternyata dia juga tidak menanggapinya dengan senang hati. "hhhmmm kayaknya dia capek atau kenapa nih ya??" tanya saya dalam hati. Karena biasanya kalau saya ajak main PS3 atau juga nonton film sembari makan popcorn dia tidak pernah menolak, tapi kali ini dia tidak antusias. Apalagi setelah saya kelitikin dan ajak dia becanda dia ehhh dia malah marah-marah.

"Memangnya kamu kenapa boy??" tanya saya pas dia marah-marah abis saya godain. Tentu saja dia diam. "Hhmmm pasti kamu ngantuk atau capek yah??" tanya saya lagi, kali ini dengan ngusapin kepala dan mijitin belakangnya. Dan kali ini dia menangguk. "Yuk daddy temenin tidur aja deh yah" saya menyaranin dia. Tampaknya si boy memang lagi kurang enak badan dan dia capek sehingga behaviournya sepert ini.


"Love you sooo muchhh and sweet dream yah" kata saya sembari memelukin dia dan menemani dia tidur. Ternyata benar juga, kurang lebih 5 menit melukin dia di balik selimut di tengah suhu 13 derajat, dia sudah langsung tertidur.

Jujur tadinya rada kesal juga saat saya suruh dia membaca, menulis atau latihan gitarnya dia tidak mau. Apalagi sebelumnya dia telah main tabletnya selama 1 jam. Tapi setelah saya perhatikan raut wajahnya yang tampak lesu dan capek...ditambah tidak mau di ajak main, mulai lah terpikir kalau mungkin dia capek dan mengantuk. Daripada harus mengoceh dan marah-marah sembari nuduh dia malas tidak mau belajar, makanya lebih baik menyarankan dan mengajak dia untuk tidur saja. Dengan dia tidur sekarang masih ada kesempatan untuk bisa belajar nanti pas dia bangun. Dan yang pasti dia atau pun saya tidak perlu sedih ataupun marah.

Di sinilah seninya dalam membimbing dan mendidik anak. Orang tua harus bisa membaca situasi, tanpa menghakimi dan bisa observasi dari bahasa tubuh buah hatinya dan menggunakannya untuk kebaikan bersama. Betulkan parents??


Penis dan Vagina

Bagaimana yah membicarakan soal alat kelamin kepada anak-anak kita, khususnya kepada yang masih diusia TK atau di awal SD??
Sekedar berbagi cerita saat dulu membicarakan soal penis dan vagina saat boy baru 4 tahun sekaligus mengingatkan cici yang saat itu berumur 9 tahun.

Seperti biasa, sebelum si boy tidur saya selalu memakaikan dia nappy. "Daddy iket nih
hose'nya...biar gak ngompol melulu yah...." saya mencandai si boy. Dia cuma ketakutan dan ketawa-ketawa kecil...imut banget sih kayak daddynya. "Daddy apa sih punya'nya boy itu dibilangnya??" tanya si cici. "Punya apaan nih ci??" tanya saya yang memang belum nyambung. "Itu...hosenya si boy" kata dia lagi. "Ohhh ini dibilangnya penis. Kan kamu sudah pernah diajarin sama guru kamu dan daddy juga kan" saya menjawab dia. "Iya...aku cuma lupa saja" cici memberi alasan. "Kalau punya girl itu vagina kan yah daddy" cici bertanya lagi. "Yup...betul sekali" saya menjawab.

"Dulu waktu polisi datang ke sekolah aku untuk memberi penyuluhan...si polisi bertanya kepada kita
apa kita tahu nama alat kelamin pria dan wanita" cici bercerita tentang pengalamannya. "Banyak yang tidak tahu...dan ada pula yang menyebutnya dengan istilah lain lho" cici meneruskan ceritanya. "Nama lain?? seperti apa ci??" tanya saya penasaran. "Aku lupa daddy" cici menjawab. "Di Indonesia...punya cowok ada yang bilang dengan burung...kalau cewek punya daddy gak tahu" saya mulai berbagi pengalaman juga dengan mereka. Cici dan boy langsung ketawa setelah mendengar penjelasan saya tentang burung tadi.


"Polisi yang datang ke sekolah aku bertanya karena dia pernah ada pengalamannya yang unik dan funny" cici bercerita. "Funny kayak apa ci??" tanya saya penasaran. "Ada anak kecil (boy) yang di ajari sama orang tuanya menyebut kelaminnya dengan cricket bat and balls. Terus ini anak bilang ke orang tuanya kalau ada tetangganya yang memainkan cricket bat and balls. Terus daddynya bilang yah gak apa...karena itu memang untuk dimainkan" cici bercerita sembari di akhiri dengan ketawa. Otomatis saya dan boy juga jadi ikutan ketawa setelah mendengar cerita dia ini.

Memang kadang orang tua suka tidak mau bercerita dan terus menganggap anak kecil belum boleh tahu banyak soal banyak hal. Padahal kalau kita bisa bercerita dan mengajari mereka dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka, rasanya bagus sekali kalau mereka diajari sejak dari kecil.

"Apa namanya yang aku punya daddy??"tanya si boy. "Penis boy" jawab saya. "What is the other name??" tanya dia lagi. "Maksud kamu hose??' tanya saya ke dia. "Kalau hose itu daddy cuma suka isengin kamu saja karena habis sering bocor sih kalau malam" kata saya sembari ketawa. "Tapi daddy kan pernah kasih tahu kamu kalau punya cowok itu namanya penis dan punya cewek itu namanya vagina" saya meneruskan penjelasan saya ini. "Vagina. Itu yang aku mau tahu tadi daddy" kata si little Marcel ini.

"Daddy suka kamu berdua mau discuss sama daddy or mami tentang banyak hal guys. Don't be shy to ask many questions ke kita. Mami and daddy will answer all your questions and curious sesuai dengan umur kamu biar kamu bisa mengerti" saya memberi pengarahan buat mereka.