Selasa, 30 Juni 2015

Tickle tickle'an di Pagi Hari

Seperti biasa, pagi-pagi benar si boy sudah bangun. Mau hari libur ataupun tidak, jam 6.30 sudah langsung bangun dan langsung masuk ke kamar saya dan mengambil selimut dan kemudian tiduran di samping saya. Tentu saja saya tahu apa yang dia inginkan dari saya, yang tidak lain dan tidak bukan minta di pelukin.

"Come here my pillow" kata saya memanggil dia. Yup, saya memang menggunakan istilah pillow atau bantal sebagai panggilan sayang saya kepada dia. Soalnya dia paling senang di pelukin oleh saya saat tidur. Tentu saja dia tidak hanya karena ingin dipelukin oleh saya saat itu tapi dia juga ingin bermain-main pula.

Sembari saya pelukin dan usapin badannya, saya sengaja menggelitikin dia pula. "Daddy...stop it" kata dia sembari ketawa-ketawa kesenangan karena daddynya sudah mau bermain walaupun masih pagi buta. Tentu saja semakin dia meminta saya untuk berhenti, semakin tidak berhenti saya menggelitikin dianya. Dan artinya semakin ada peluang dia untuk membalas dan menggelitkin saya.

Maka tidak heran Minggu pagi kemaren ini, kita saling bermain tickle-tickle'an dan tertawa bersama untuk beberapa saat, sebelum akhirnya saya tertidur lagi sembari memelukin dia di pagi di musim dingin yang enak buat tidur. 

Buat menyenangkan atau membahagiakan anak sebenarnya mudah dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal atau membelikan hadiah-hadiah yang serba wah. Tapi cukup dengan meluangkan waktu untuk bisa berkomunikasi, bermain dan tertawa bersama mereka. Betul tidak menurut para orang tua lainnya??


Minggu, 28 Juni 2015

Cukup 80%

Saat pertama kali si cici mendapat raport buat term pertama dia di intermmediate (SMP) ini., tentu saja saya kurang mengerti bagaimana sistem dan cara penilaian hasil dari pembelajaran dia di sekolah. Karena tentu saja laporan hasil belajarnya dia ini mempunyai format yang berbeda dengan saat dia masih di primary (SD). Tetapi untungnya...pihak sekolah menyadari hal ini dan mereka mengundang para orang tua murid untuk datang ke pertemuan untuk membahas dan mempelajari bagaimana membaca hasil raport buah hati kita.

"Woowww hasilnya bagus lho ci" puji saya ke dia saat kita di perjalanan pulang ke rumah saat itu. "Nilai kamu yang buat ke ujian nasional sudah melampaui target pemerintah untuk yang seumuran kamu" kata saya lagi ke dia. "Yes I know daddy" cici menjawab dengan rada kesal...karena dia juga sudah mendengar apa yang di jelaskan gurunya tadi. "Kamu juga dapat nilai 8 dari kemungkinan 10. Daddy happy koq sama nilai-nilai yang kamu capai ci" kata saya ke dia lagi.

"Tuhh kasih lihat daddy kalau spelling kamu ada salah 2 boy" kata si mami ke si boy. "Oh ya?? Kenapa bisa salah 2 boy??" tanya saya sebelum dia memberi buku harian dia di hari Jumat. "Soalnya aku kurang fokus kali daddy" dia memberi jawaban. "How many questions memangnya boy??" tanya saya lagi ke dia, yang lagi membawa bukunya ke saya. "10 questions daddy" jawab dia. "Hmmm kamu masih dapat nilai 8 koq. 80% dari yang kamu targetkan sudah tercapai. Daddy happy koq sama hasilnya...tapi akan lebih happy lagi kalau kamu bisa more fokus and get better result yahhh" saya menasehati dan menerangi apa yang saya expect dari dia dan bagaimana dia bisa mendapatkannya dan kemungkinan meraih lebih baik lagi. Dan kemudian terlihatlah senyumnya si boy yang tadinya khawatir karena akan kena omelan dari daddynya.

Saat saya membimbing dan mengajari cici dan boy saya memang tidak pernah mengharapkan hasil yang sempurna...karena saya tahuitu susah sekalu, walaupun kemungkinan tetaplah ada. Memberi high expectation sering kali mejadi boomerang bagi buah hati kita saat mereka menjalankan ujian ataupun tes. Maka untuk sedikit meringankan beban pikiran mereka ini, saya tidak pernah mengharapkan hasil yang perfect dari mereka. 80% adalah target yang saya tanamkan kepada mereka agar mereka bisa mendapat hasilnya. Namun usaha, kerja keras dan komitmen dari merekalah yang saya tuntut 100%.

Nah kalau sudah ada usaha, kerja keras dan komitmen 100%...target untuk mendapat hasil 80% rasanya sih reachable dan tidak muluk-muluk bukan??


Sabtu, 27 Juni 2015

Berlatih untuk Lebih Baik

Si boy memang tidak ada bakat dibidang musik, yang tidak seperti cicinya, tapi bukan berarti dia tidak bisa mendapat hasil yang bagus. Itulah yang terus menerus saya tanamkan kepada dia selama 2 tahun lebih semenjak dia kami kursuskan bermain gitar.

"Practice makes perfect" 3 kali dalam seminggu saya selalu ocehin dia untuk terus berlatih. "Tidak perlu lama, cukup 15 menit saja seharinya. Kan kalau 3 hari jadi 45 menit" berulang-ulang saya tanamkan ke dia.

Ternyata usaha dan motivasi yang kami tanamkan sekarang mulai tampak hasilnya. Si boy tidak perlu lagi di ocehin, dia selalu ambil gitarnya setiap hari Selasa, Kamis dan Jumat. Dan setiap Sabtu saat lesnya dia, boy merupakan yang terbaik dari 4 orang di kelasnya, yang di nyatakan secara langsung oleh gurunya kepada saya.

"Daddy really proud of you boy and I am sure that you are proud of yourself juga kan..." saya katakan ke dia. "Itulah hasil dari semua usaha dan latihan kamu boy" lanjut saya.

Talenta adalah sebuah anugerah tetapi tanpa sebuah usaha dan latihan tidak akan mendapat hasil yang maksimal. Dan tugas orang tualah untuk memotivasi dan mencari cara agar buah hatinya bisa berhasil mencapai suatu tujuan, baik dengan mengembangkan talenta yang telah tersedia maupun tanpa adanya talenta dari si anak. Apa kita bisa?? Kembali kepada diri kita sendiri untuk menjawabnya bukan??


Sabtu, 20 Juni 2015

Perang Bantal




"Haaaiiii yyyyaaaaaattttt" si boy dengan bersemangat untuk menyerang saya, yang lagi dalam posisi tiduran, dengan cushions di kedua tangannya. "Dasar nih si ba ba black sheep...awas ya entar daddy bales nih...." kata saya sembari tertawa-tawa melihat tingkah dia ini. Dan sekali lagi dia menyerang saya dengan serangan yang sama seperti sebelumnya. Tapi kali ini saya tangkap dia, ambil cushionnya dan gantian membalas menyerang dia. Cicinya tidak tinggal diam kali ini, cici berusaha untuk membantu dan menyelamatkan boy. Setelah diselamatkan oleh cicinya...ternyata dia tidak kapok, boy kembali menyerang saya. Setelah dia menyerang saya kali ini cici ikut membantu boy untuk menyerang saya juga.

Saya yang masih dalam posisi tiduran diserang berulang kali oleh mereka. Gantian pula saya serang mereka kadang kala. Setelah selalu diserang terlebih dahulu oleh boy, saya mulai terpikir untuk mengajari mereka sesuatu dari permainan kami ini.

Saya suruh mereka duduk dan ngomongin strategi. "Boy, kamu kan strong...memang bagus kamu untuk menyerang duluan" kata saya. "Tapi kamu musti lihat dimana yang kamu mau serang daddy ya...Kalau daddy lagi tiduran kayak begini...kamu serang di bagian yang daddy susah untuk proteknya" lanjut saya mengarahkan buat si boy. "Cici, peran kamu disini sebagai pengatur strategi. Saat kamu liat daddy lagi kesusahan karena diserang boy....kamu langsung serang daddy juga. Jangan tunggu lama-lama karena daddy nantinya bisa menguasai boy....terus kasihan dianya karena akan kalah sama daddy. Jadi saat boy serang daddy....tunggu 3-5 second kamu langsung serang daddy dari different angle" saya mengajari cici dan boy strategi. "Dengan begini kamu berdua saling melindungi dan bekerja sama untuk menyerang target kalian" saya melanjutkan.

Lalu kami coba terapkan apa yang kita sudah bicarakan. Hasilnya...saya makin babak belur dihajar oleh mereka. Mereka tampak senang sekali bisa mengalahkan daddynya ini. Daddynya tidak bisa menangkap mereka lagi apalagi utnuk membalas mereka, atau menahan mereka yang kalah.

Setelah kami mulai capek, mereka mengambil jus untuk di minum bersama. "Kamu tahu apa yang kamu baru pelajari tadi saat kita main??" tanya saya membuka percakapan. "Kita bisa bermain sama-sama" kata boy. "Betul boy, selain itu??" tanya saya lagi. Mereka terdiam. "Daddy ajarin kamu untuk bisa bekerja sama satu sama lain untuk mengalahkan musuh kalian dan sekaligus mencapai apa target kalian juga" saya menjelaskan.

"Kalau kamu selalu menggunakan strategi dan bekerjasama....pasti kamu akan semakin kuat. Makanya daddy mau kamu selalu berpikir dulu apa yang menjadi target kalian, lalu pikirkan bagaimana untuk bisa mengalahkannya. Jangan lupa coba untuk menyerang target kamu dari different angle sebagai second alternative. Kalau belum berhasil juga...never give up....terus dipikir dan cari solusi yang lainnya. Kalau cici dan boy bisa selalu kayak begini...dan selalu bekerjasama....kamu berdua pasti bisa selalu berhasil, daddy sama mami pasti proud sama kalian berdua dan kamu pun bisa proud of yourself juga kan" saya memberi pengarahan kepada mereka.

Senin, 15 Juni 2015

I Don't Care

"Daddy I was the second fastest in the class for math yesterday" kata si boy dengan bangga kepada saya. "Wooww that's great boy" puji saya ke dia. "How about the result??" tanya saya kali ini. "I am sure I will get the good one, even I was the second" jawab dia. "I wish I could be the first one" dia melanjutkan lagi. Dia memang selalu mendapat yang kedua paling cepat dalam mengerjakan soal matematika di kelas dia, dan hasilnya pun selalu baik. Teman dia yang selalu selesai pertama juga selalu mendapat hasil yang baik pula, makanya dia selalu ingin mengalahkan si Keanu ini, yang juga merupakan buddy'nya (teman baik) si boy ini. "I don't care about Keanu's or your other friends result boy...I just care about your result" kata saya ke dia setiap kali dia membandingkan dirinya dengan teman-temannya. "I need you to focus with yourself when you study" saya melanjutkan.

"Daddy I got 5B for my math exam" cerita cici dengan bangga akan hasil ujian dia kemaren ini. "That's sooo awesome" saya dengan bangga memujinya. "Only 1 of my friends that beat me, she got 5P" lanjut cerita dia ketika kita afternoon break di McDonald tadi. "So?? Is that matters to me??" tanya saya ke dia.
"I don't care about your friends result" kata saya ke cici. "I heard that in the morning" boy teringat ucapan yang sama yang saya katakan kepada dia di pagi hari tadi. "Yup. I don't care about your friends results. I just focus with my kids results" kata saya ke mereka. "Parents merekalah yang care dan peduli dengan results mereka" kata saya lagi.

"Tetap berusaha untuk meraih yang terbaik...itu yang kita ingin kamu berdua lakukan" saya memastikan mereka untuk mengerti. "Karena itulah yang kita peduli dan harapkan dari kamu berdua" saya mengakhiri kuliah sore saya buat mereka.

Apa kita harus peduli mengenai apa yang telah di capai oleh teman dari buah hati kita?? Rasanya nggak kan??

Membentuk Karakter Anak

Saat manusia dilahirkan mungkin kita hanya membawa 10 persent saja karakter dari gen orang tua kita, sedang 90 persent sisanya adalah hasil pendidikan dan pengalaman manusia itu sendiri yang dia dapat baik dari orang tua, diri sendiri, sesama dan juga lingkungannya. Saya katakan MUNGKIN hanya 10 persen karena saya tidak tahu pastinya. 10 persent memang ada dampaknya bagi diri manusia itu sendiri...namun 90 persen sisanyalah yang menentukan kualitas dari mansusia itu sendiri.

Ibarat sebuah gambar....orang tua sudah dibantu oleh Tuhan untuk membuat draftnya terlebih dahulu, selebihnya untuk mewarnainya terserah orang tua itu sendiri. Kalau orang tua mau dan berusaha untuk memberi warna yang indah dan mungkin menambahinya dengan imajinasi dari orang tua itu sendiri maka hasilnya akan amat sangat indah, bermanfaat dan berharga mahal. Tapi bila orang tuanya malas...jangan harap gambarnya itu akan mendapat hasil yang baik dan berkualitas.

Kapan kita mulai membentuk karakter anak itu sendiri?? Menurut pengalaman pribadi saya...sejak mereka dalam kandungan si ibu. Percaya atau tidak...anak-anak yang berasal dari orang tua yang sama tapi mempunyai karakter yang mungkin berbeda sekali. Saat istri sedang mengandung cici...istri sangat susah makannya. Istri cuma makan makanan yang tidak ada rasanya/plain dan dia tidak bisa mencium bau-bau masakan. Sedangkan saat mengandung boy...istri bertolak belakang sekali dengan pengalaman sebelumnya. Makanya selera makanan cici dan boy amat sangat bertolak belakang sekali. Begitupula dengan halnya aktifitas keduanya. Cici mempunyai karakter yang pendiam tapi galak dibanding boy...karena istri saat mengandung selalu tinggal dirumah karena selalu berasa tidak nyaman...tapi kalau urusan galak mah tetap tidak ada berhentinya...malah melebihi sebelum dia hamil he he he. Saat boy di kandungan istri...istri aktif banget dalam bekerja...seakan-akan dia tidak sedang hamil. Dan hasilnya boy kami sangat aktif, sedikit rough dan lebih loud dibanding cicinya.

Saat manusia lahir...maka pelajaran yang kita berikan kepada dia tentunya akan lebih banyak dan bervariasi. Yang kita ajarkan buat mereka tentunya berbeda antara orang tua yang satu dengan yang lainnya...tergantung dari adat istiadat keluarga itu, lingkungan dimana mereka tinggal dan yang pasti bagaimana orang tuanya mempunyai tujuan untuk anak mereka itu sendiri.

Yang kami ajarkan buat cici dan boy dasarnya kita membagi dalam 3 hal, yaitu mengoptimalkan iman, pikiran dan perbuatan/tenaga mereka.

1. Mengoptimalkan Iman
Saat mereka masih dalam kandungan istri sampai mereka besar saat ini, kami selalu berusaha untuk mengajak mereka ke Gereja dan berdoa. Dengan mereka mengenal dan tahu Tuhan mereka akan mengerti arti syukur, terima kasih dan juga harapan. Kami pun orang tuanya jgua berusaha untuk mengoptimalkan keimanan kami. Yang tadinya kita tidak pernah berdoa bersama tapi sejak datangnya mertua saya kesini dan mengajarkan arti berdoa bersama...maka kita mulai membiasakannya dengan kegiatan baru kita ini. Begitu pula dengan membaca Alkitab, sedkit demi sedikit saya mulai membacakan dan bertukar pendapat dengan mereka tentang apa yang kita baca dari Alkitab. Belum lagi dimobil atau dirumah kita selalu membiasakan mereka untuk mendengar dan menyanyikan lagu2 rohani.

2. Mengoptimalkan Pikiran
Sejak mereka lahir kita selalu mengajarkan mereka tentang lingkungan sekitar dulu yang biasa mereka lihat. Kita ajak mereka berdialog/berkomunikasi tentang apa yang mereka lakukan hari ini ataupun yang orang tuanya lakukan pula. Semakin mereka berkembang...kami membiasakan mereka untuk berpikir yang terbaik. Membiarkan mereka mengeluarkan pendapat mereka, mendengarkannya dan tidak lupa memujinya bila memang itu baik hasilnya. Kami tunjang juga dengan mainan-mainan yang bisa merangsang otak mereka untuk berpikir, dari blocks, puzzle, keyboard maupun komputer. Tidak semuanya harus yang serba mahal...kita membeli yang second asal masih bagus dan bermanfaat juga bisa dipakai. Kertas-kertas bekas print out dari kantor pun sering saya bawa pulang untuk bisa gunakan untuk belajar menulis si boy...atau mereka bisa gunakan untuk menggambar. Dengan mengoptimalkan pikiran mereka...mereka bisa menentukan apa yang mereka mau dan bagaimana cara untuk mendapatkan ataupun mengemukakannya.

3. Mengoptimalkan Perbuatan/tenaga mereka
Ketika mereka mulai bisa menggunakan fungsi tubuh mereka....kami tantang mereka untuk bisa dan mau mencoba meraih apa yang mereka inginkan dan memujinya bila mereka berhasil. Semakin mereka besar kita membuat peraturan-peraturan yang boleh atau yang tidak boleh mereka lakukan dan jelaskan mengapa kami tidak mengijinkan mereka melakukannya. Dengan begini mereka tahu mana batas yang mereka boleh lakukan dan akibat apa yang mereka akan dapat bila mereka melanggar peraturan kami.
Kami juga memberitahukan mereka kalau kami membutuhkan bantuan mereka. Kami pun memberitahukan kepada mereka apa yang telah kami perbuat untuk mereka. Mereka akan merasa sangat dihargai dan dibutuhkan serta menghargai apa yang telah kita lakukan pula. Dengan begini mereka akan memberikan yang terbaik pula buat kita.

Sebagai orang tua...kitalah yang harus bisa belajar dulu bagaimana bisa memberi contoh dan teladan yang baik buat buah hati kita. Jangan pernah merasa kita telah memberi yang terbaik buat mereka...karena perbuatan baik tidak pernah akan habisnya. Melihat anak-anak kita tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang baik pula adalah sebuah anugerah yang luar biasa indahnya....seindah apa yang telah kita usahakan untuk mewarnai hidup mereka untuk menjadi indah dan berharga.


Minggu, 14 Juni 2015

Have Fun

Siapa juga yang tidak suka bersenang-senang. Baik anak kecil maupun orang dewasa kalau mendapat ijin untuk bersenang-senang pasti akan senang pula pastinya.

"Hati-hati and have fun darling" kata saya ke si mami setiap pagi saat dia mau pergi kerja. Sudah pasti saya memberi berkat dan ciuman dulu sebelum menyarankan dia untuk bersenang-senang ini.

"Good girl and good boy guys" kata saya setiap pagi kepada cici dan boy saat mereka masuk ke kelas mereka. "Don't forget to have fun at school ok" saya mengingatkan dan menyarankan mereka untuk bisa bersenang-senang di sekolah.

Hhhmmm mungkin anda akan berpikir kenapa di suruh have fun padahal cuma ke sekolah apalagi si mami cuma ke tempat kerja. Ayo mengaku siapa yang suka pergi ke sekolah dulu?? Atau juga siapa yang senang berangkat kerja pagi-pagi jam 5.30 sudah harus jalan?? Jujur saya sih dulu juga paling males kalau di suruh sekolah. Apalagi bakal ada ulangan atau ketemu guru killer atau guru yang pas mengajar kayak orang kumur-kumur yang buat murid-muridnya tidak mengerti. Kalau soal kerja pagi untungnya saya tidak perlu melakukannya lagi. Dulu malah pernah kerja mulai jam 3 pagi. Waduuhhh susah banget bangun dari tempat tidur. Apalagi waktu winter yang enak banget buat nerusin tidur.

Well, itu cuma segelintir contoh saja yang menyebabkan kita malas untuk ke sekolah atau juga males berangkat kerja. Kalau hari kita di awali dengan energi yang negatif  akan membuat hari yang akan kita lalui juga akan berdampak negatif. Coba kalau kita memulai hari dengan energi positif rasanya hasilnya akan menjadi lebih baik bukan?? Makanya saya, mami, cici dan boy selalu mengingatkan satu sama lain perlunya berkat, senyuman plus ciuman dan juga saran untuk berhati-hati dan have fun. Energi-energi positif inilah yang dibutuhkan oleh kita untuk memulai hari baru kita.

Kenapa kita selalu menyarankan dan mengingatkan untuk have fun?? Setiap hari bohong kayaknya kalau tidak menemui masalah. Tapi kalau kita membawa masalah itu menjadi fun atau menyenangkan...sedikit banyak kita sudah menang atas masalah tersebut. Tinggal kita mencari jalan lainnya atau membuat planning lain dengan cara yang fun juga dong. Kalau gak mau fun sendirian dalam masalah...ajak family kita untuk fun bersama.

So...let's have some fun guys, mau kan??

Sabtu, 13 Juni 2015

What is the reason?? Please Explain



"Kenapa harus tidur sekarang??" tanya cici saat dia masih berumur 9 tahun dulu. Tentu saja dia harus tidur karena sudah jam 8:30 malam. Dan saat kita mengatakan karena sudah malam tentu saja dia belum bisa langsung terima karena mami dan daddynya belum tidur. "That's not fair" kata dia lagi. Jadi malam itu saya menjelaskan tentang alasan dia harus tidur tapi kami belum tidur saat itu.

"Coba kamu jawab 18-16 berapa boy??" tanya saya ke si boy saat belajar matematika. "Dua" dia menjawab. "Well done boy" saya memuji dia. "Bisa gak kamu jelasin bagaimana kamu mendapat jawabannya itu" tanya saya lagi. "Karena aku menggunakan otak" dia menjawab. Tentu saja jawaban dia ini membuat saya ingin tertawa, karena dia menjawab dengan polosnya. "Ok, tetap pakai otak kamu untuk bisa lebih menjelaskan proses bagaimana kamu mendapatkan jawaban kamu tadi" saya menantang dia. Akhirnya saya menjelaskan prosesnya yang sudah saya ajari sebelumnya. "I got it now daddy" dia dengan gembira memberi jawaban untuk soal lainnya yang saya berikan kepadanya.

"Aku boleh dark coklat gak daddy??" cici bertanya kepada saya. "Memangnya kenapa kamu mau itu??" saya balik bertanya kepada dia. "Soalnya aku mau saja" dia menjawab. "Ok kamu boleh makan satu biji" saya menyetujui permintaan dia. "Satu??" dia merasa kurang puas dengan jawaban saya. "Iya, cuma satu. Memangnya kamu mau berapa??" saya kembali bertanya kepada dia. "Boleh dua nggak??" dia berusaha untuk bernegosiasi dengan saya. "Tolong di jelaskan kenapa daddy boleh kasih kamu dua" saya meminta penjelasan dari dia. "Soalnya kau belum makan cemilan yang manis buat hari ini dan tidak akan makan lagi cemilan manis setelah ini" dia memberi penjelasan. "Ok setuju. Kamu boleh makan dua biji dan setelah itu kamu tidak boleh makan yang manis-manis lagi buat hari ini" akhirnya kami berdua setuju.

Tentu saja sebagai orang tua kita sering mendapat pertanyaan-pertanyaan dari buah hati kita, sebagaimana kita yang sering bertanya kepada mereka pula. Inilah seninya menjadi orang tua. Kita harus tahu bagaimana membimbing dan mendidik mereka dengan jawaban atau penjelasan yang kita berikan untuk pertanyaan-pertanyaan mereka itu.

Di dalam keluarga kami, kami sering menggunakan pertanyaan "Apa alasannya??" dan juga meminta penjelasan lebih jauh bila mana kurang mendapat penjelasan yang kami rasa masih kurang dari mereka, begitupun sebaliknya. Dengan begini kami saling bisa mendengar penjelasan dari satu sama lain untuk bisa mendapatkan saling pengertian.

Dengan melatih mereka sedari kecil untuk bisa kritis atau berani mengeluarkan pendapat, kami berharap mereka terbiasa belajar akan hak dan tanggung jawab mereka, serta konsekuensi dari segala perbuatan mereka dan mereka bisa menjadi orang yang bijaksana dalam berpikir, bertindak dan bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.

Jadi apa alasannya tidak membiasakan memberi penjelasan maupun mendengarkan penjelasan dari buah hati kita mulai sekarang juga??



     


Belajar Kehidupan saat Jalan-jalan (Life lessons on the holiday)

Akhir January yang lalu kita ada kesempatan untuk bisa menikmati liburan bersama selama 3 hari keluar kota. Tentu saja selama 3 hari itu si cici dan boy tidak bisa belajar banyak dalam hal akademi, tapi bukan berarti mereka tidak mendapat pembelajaran sama sekali dari kami. (At thend of last January, we have the opportunity to have and enjoy holiday outside of Auckland, where we stay. Within those 3 days, cici (our daughter) and boy (our son) didn’t attend to their class, but it doesn’t mean they don’t learn anything for those days)

Saya memang selalu memikirkan bimbingan dan didikan apa yang bisa saya lakukan buat mereka dalam situasi apapun juga. Jadi sebagai orang tua, sayalah yang harus mau berpikir dan mencari topik dan pembahasan yang bisa menjadi bahan pembelajaran buat mereka. (We always think how to guide and teach them in any kind of situation. So, as a parents we are the one that need to be creative to find out what kind of topic or subject that we can guide or teach them).

Karena saya harus menyetir selama perjalanan, maka saya tidak bisa konsentrasi memberi pembelajarran dalam hal akademi…jadi otomatis pembelajaran dan bimbingan yang bisa saya berikan adalah mengenai realita hidup. Apa saja sih yang bisa kita bicarakan sekaligus memberi arahan kepada buah hati kita selama liburan?? Beberapa hal inilah yang saya berikan kepada mereka setiap saat kita dalam suasana liburan. (Because i was driving, so i can’t give them the academic education for them…so what i can do was talking about the happy live. What kind of guidance that we can give it to them while we were on holiday?? Here some of the examples what we did)

1. Bersyukur bisa liburan (Feel blessed to have or able to enjoy the holiday)
Yup…saya selalu mengulang2 kalimat ini buat mereka. Kita beruntung bisa menikmati liburan bersama. Jangankan buat liburan, buat biaya kehidupan sehari2 saja masih banyak orang yang kekurangan. Di sisi lainnya, ada yang bisa liburan kapanpun juga tapi belum tentu bisa liburan bersama dengan orang2 yang mereka cintai. (Yup…we always reapet this words for them. We are so blessed to have the opportunity to enjoy family holiday. Because many others not as lucky as us. Where they still have problem to live on daily basis.)
Tujuan kami memberitahukan soal ini biar mereka menyadari kalau kami memperhatikan dan selalu ingin menikmati setiap kesemaptan yang ada bersama mereka. Serta betapa bersyukurnya berkat yang kita dapat dariNya. (The reason we said this to them to let them know that we care and always to use every opportunity to enjoy and spend our precious time with them. And feel blessed for everything that we have got from God)

2. Biaya untuk berlibur (Cost for our holiday)
Setiap liburan pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Walaupun hanya dalam negeri saja, tetap membutuhkan dana yang lumayan besar untuk transportasi, akomodasi dan juga makanan. “What??? untuk petrol saja butuh $150 dan hotel  biayanya lebih dari itu untuk 1 malam??” tanya si boy keheranan saat saya memberi tahu 2 hal itu. “Yup…itu belum untuk makan dan juga bekal yang kita bawa lho” saya memberi info lagi. “Ditambah lagi kalau kita mau do some activities, pasti nambah lagi biayanya” lanjut saya lagi. (Every holiday needs to spend money, and obviously not cheap. Even on domestic holiday, we still need to spend for transportation, accommodation and also food. “What?? For petrol need $150 and the hotel more than that for 1 night??” Nathan look amazed to hear what i just told him. “Yup, that’s not including the food that we will buy or what we have prepared” i gave him more information. “And if we want to do some activities, we need to spend more” I added more information)

Tentu saja kami memberitahukan hal ini biar mereka bisa menyadari setiap hal membutuhkan suatu biaya dan pengorbanan. Kalau mereka mau mempunyai  lifestyle yang mereka mau dan bisa nikmati, mereka harus mau dan siap untuk berkorban dan berusaha. “Caranya dengan berusaha dan belajar yang benar sehingga bisa mendapat pekerjaan yang baik yang bisa kamu nikmati pula sehingga bisa menunjang kehidupan yang kamu inginkan” saya memberi arahan. (We told them about this so they can realise that everything need some money and sacrifice. If they want some good lifestyle that they can enjoy, they need to be ready work hard, sacrifice, keep trying and earn for it.)

3. Melihat peluang (Look at the opportunity)
Tinggal di Auckland membutuhkan biaya yang besar. Sedangkan untuk daerah lainnya biaya hidup tampaknya tidak sebesar di Auckland. Karena kita pergi ke kota Tauranga dan Rotorua, maka ada kesempatan pula melakukan observasi mengenai kehidupan di kota tersebut. Ternyata memang lowongan atau lapangan pekerjaan di kedua kota ini sangat minim. Karena kedua kota ini di tunjang dari pariwisata, hospitality dan pertanian/peternakan saja. Jadi untuk jenis pekerjaan lain bisa dikatakan minim atau kecil sekali. (Lifing cost in Auckland is so expensive, compare to the other city. Because we went to Tauranga and Rotorua, we did some observation about the living in those cities. Job opportunity in there is so minimum because they only have tourism, hospitality and farming as their main job).

Kenapa kita membicarakan hal ini?? Biar mereka mempunyai gambaran kalau mereka ingin hidup di Auckland mereka harus siap bersaing lebih berat dan keras untuk bisa sukses. Pembelajaran lainnya adalah mereka mengambil bidang pelajaran yang bisa di gunakan di mana saja mereka tinggal. Seperti si cici yang mau menjadi guru atau si boy yang ingin menjadi dentist atau orthodontist, kami sangat mendukung cita2 mereka karena artinya mereka bisa berkarya di mana saja mereka tinggal nantinya. (Why we talked about this?? So they can start thinking if they want to keep staying in Auckland, they must be ready to work hard to achieve their goals. Another think that they can learn from here, they can start thinking what kind of their future career that they want to be. Fio is keen to be a teacher and Nathan goal is to be a dentist or orthodontist, so we are happy if they can get their goals, because it means they can work and serve anywhere their live in the future.)

4. Kerja sama (Work together)
Tentu saja kita bisa berlibur karena hasil dari kerja sama kita yang baik. “Daddy sama maminya bekerja mengumpulkan dana, cici dan boynya membantu pekerjaan di rumah. Cici dan boynya belajar dan berusaha yang baik di sekolah, daddy dan maminya membantu di rumah…sehingga cici dan boy bisa mendapat hasil yang baik dari hasil pembelajarannya sehingga kita bisa menikmati dan merayakannya bersama” inilah penjelasan yang selalu kami berikan dalam merayakan kesuksesan kita bersama. Tentu saja dengan mengetahui hal ini, mereka akan lebih terpacu untuk lebih mau berusaha dan bekerja sama buat kesuksesan kita semua.(We can enjoy our holiday that because is a fruit of our teamwork. “Mommy and daddy work to earn money. Fio and Nathan help us at home as we help you guys to get good mark for your learning and education. And now we can celebrate our achievements together” we gave the reason for our holiday)

Jadi tidak ada alasan untuk tidak bisa memberi arahan dan pembelajaran buat buah hati kita selama liburan kan. Selama kita mau dan berusaha pasti ada jalan untuk menikmati liburan sekaligus membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dari kenyataan yang ada. (Always there is someways to guide or give direction for our children even in our holiday. Find the way to make them engage and feel fun to learn in their holiday)

Sabtu, 06 Juni 2015

I Love You and God Bless You





Setiap rumah tangga pasti ada suatu ritual atau kebiasaan yang berbeda dari keluarga lainnya. Hal yang samapun juga ada dalam keluarga kami. Kebiasaan yang selalu kami lakukan adalah mengucapkan kalimat I Love You di setiap saat kita mau berpisah, seperti saat cici (putri kami) dan boy (putra kami) mau ke sekolah atau saat saya maupun mami mau pergi bekerja, ataupun di saat kita mau berpisah saat tidur di malam hari. Selain mengucapkan kata I Love You ini, kami pun juga saling memberi berkat dengan memberikan tanda salib di kening sembari mengucapkan God Bless You.

Saat orang jatuh cinta, pasti tidak heran mendengarkan kalimat I Love You ini, tapi setelah menikah saya rasa kadarnya semakin berkurang. Padahal sebenarnya setelah menikah inilah kadar mengucapkan I Love You ini semakin lebih sering di ucapkan atau di dengar. Khususnya kepada para orang tua yang sudah mempunyai buah hati. Karena buah hati kita inilah yang akan belajar arti cinta dari orang tua mereka sehingga mereka bisa mencontohnya buat di masa depan mereka kelak.

Mendengarkan kalimat I Love You dari orang yang kita cintai pasti mempunyai arti tersendiri. Karena kalau kita pikir dan renungkan, apa semua orang bisa mendengarkan kalimat sakti ini?? Tentu tidak. Karena begitu banyak orang yang kurang seberuntung kita walau hanya untuk mendengarkannya saja.

Kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan I Love You ini?? Kapan saja dan dimana saja pastinya. Yup, biarpun saat terbangun di malam hari, mulut masih bau jigong, tidak ada salahnya mengucapkan kata sayang ini kepada istri atau suami kita. Apalagi sembari ditambah dengan pelukan dan ciuman pula. Terdengar manis bukan?? Tentu saja, Apalagi kalau di lakukan oleh atau tuntuk belahan jiwa kita pastinya.


 Selang beberapa minggu setelah kami menikah, si mami mengandung buah cinta kami yang pertama. Tentu
saja kami luaarrr bbiiaaassaaa....TAKUT'nya. Tentu saja kami takut, karena kami tinggal di negara yang jauh dari orang tua maupun sanak saudara. Mungkin memang Tuhan sudah punya rencana, walaupun kita awalnya tidak mempunyai rencana untuk mempunyai anak dulu, tapi ternyata kita langsung mendapatkan sebuah hadiah yang luar biasa ini.

Walaupun takut tapi kami percaya Tuhan selalu bersama. Kami selalu menyempatkan diri untuk ke Gereja. Mengamati romo di Gereja yang memberkati anak-anak sehabis komuni dengan diberikan tanda salib di kening mereka, timbul ide kami untuk melakukan hal yang indah ini kepada buah hati kami pula, walaupun dia masih dalam kandungan.Maka semenjak saat itu setiap bangun pagi, berangkat kerja, pulang kerja,dan  doa malam tidak pernah lupa untuk mencium dan membisikan kata sayang ditambah tanda salib buat baby kami dan maminya juga sebagai tanda diberkatinya mereka. Begitupun si mami yang memberkati saya pula.

Kebiasaan mengucapkan I Love You and God Bless You  ini masih terus berlangsung sampai saat ini, Jadi saat ini cici dan boy pun juga terbiasa untuk mengucapkan I Love You and God Bless You kepada kami, termasuk memberkati kami pula dengan memberikan tanda salib di dahi kami.

Percaya atau tidak...untuk memulai sesuatu yang baru itu susah sekali...walaupun itu baik dan sederhana seperti mengucapkan sayang atau cinta saja. Tidak salah kalau kita membiasakan mengucapkan I Love You and God Bless You  ini kan jadinya.....