Jumat, 22 April 2016

Kenapa Daddy Menulis dan Berbagi

Minggu lalu si cici sedikit protes dan bertanya kenapa saya menyebarkan hasil pembicaraan saya dengan dia di hari sebelumnya. Yup karena malam itu saya berbicara dengan dia mengenai beberapa hal seperti soal cowok sampai ke soal LGBT. Untuk lebih jelasnya pembicaraan kami di malam itu bisa di lihat di tulisan sebelumnya, Siapa yang Kamu Suka??

"Kenapa daddy menyebarkan pembicaraan kita??" tanya si cici sedikit protes. Kami memang selalu menantang mereka untuk kritis dan mau bertanya setiap ada yang mengganggu pikiran dan hati mereka, termasuk kepada kami orang tuanya. "Memangnya kenapa ci??" saya balik bertanya ke dia. "Itukan privasi dan bukan untuk umum" dia memberi alasan untuk pertanyaannya tadi. "Hal atau bagian yang mana yang menurut kamu privasi dan daddy sebarkan ke umum??" tanya saya lebih jauh. Kali ini dia terdiam.

"Menurut daddy, pembicaraan kita semalam tidak ada yang privasi" saya mulai menjelaskan. "Kamu memberikan opini kamu dan daddy merangkumnya. Daddy juga suka menuliskan opini-opini daddy untuk umum" lanjut saya lagi.

"Daddy kasih tahu kamu yah ci, kamu sama boy itu beruntung karena daddy sama mami terus dan selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengan kamu dan boy" kata saya. "Tidak banyak anak-anak yang mendapat perlakuan serupa dari orang tua mereka, mungkin orang tua mereka sibuk, tidak ada waktu atau juga pikrian para bapak kalau tugas urusan anak adalah tanggung jawab ibunya" kata saya lagi. "Nah daddy cuma share pengalaman dan kebahagiaan yang daddy rasakan dari bisa bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang terdekat daddy ini" lanjut saya. "Kalau tulisan daddy ada yang tidak sesuai dengan pemikiran orang lain, yah tidak masalah. Syukur-syukur orang itu mau memberi input dan daddy bisa belajar dari opini dia itu. Tapi kalau tulisan daddy bisa bermanfaat dan memberi inspirasi buat yang membaca...artinya daddy menggunakan talenta daddy sebaik mungkin" saya masih berkotbah.

"Kamu ingat daddy sama mami selalu bilang gunakan semua talenta kamu untuk diri kamu, sesama dan Tuhan??" tanya saya ke dia. Tentu saja dia bilang iya karena kita sering mengatakan hal ini kepada mereka berdua. "Nah mungkin talenta daddy adalah bisa berkomunikasi dengan kamu dan keluarga dan menuliskannya untuk memberi isnpirasi atau bisa bermanfaat buat yang membaca" kata saya. "Daddy juga memberi contoh langsung kan kalau daddy juga masih belajar dan mau menulis, bukan hanya menyuruh kamu saja yang menulis. Karena dengan menulis opini dan pemikiran kamu, sedikit banyak kamu belajar untuk mengenal diri kamu sendiri" lanjut saya.

"Satu hal lagi kenapa daddy menuliskan semuanya ini karena suatu saat tulisan-tulisan daddy bisa menjadi seperti treasure dan memori buat kamu yang bisa kamu gunakan untuk membimbing dan mendidik anak-anak kamu nantinya" kata saya yang masih belum capek ngoceh.

Mendidik anak tentu bukan hanya dengan ceramah dan teori saja, karena yang terpenting adalah mereka bisa melihat dan merasakan apa yang orang tuanya lakukan dari semua ceramah dan teori yang orang tua  mereka sampaikan. Inilah yang membentuk opini saya: Untuk bisa mendapat anak yang baik, pintar, bijak dan sukses...yah orang tuanya dululah yang harus bisa baik, pintar, bijak dan sukses.

Syukurlah setelah mendapat penjelasan daddynya si cici mau mengerti dan semoga semakin tertantang untuk bisa menggunakan talenta yang dia miliki untuk kebaikan diri sendiri, sesama dan Tuhan.


3 komentar:

  1. Balasan
    1. Ehem...dapet pujian dari mbak Aridha.bukan great daddy koq mbak, cuma belajar untuk bisa lebih baik dan memberi contoh saja buat cici dan boy

      Hapus
  2. Really impressive post. I read it whole and going to share it with my social circules. I enjoyed your article and planning to rewrite it on my own blog.
    http://merrychristmasquotesimageswishes.com/2016/12/short-merry-christmas-quotes-messages.html
    http://merrychristmasquotesimageswishes.com/2017/09/christmas-wishes-for-friends.html

    BalasHapus