Minggu, 10 April 2016

Mandiri dan Konsekuensi



"Daddy aku tadi tidak berenang tuh gara-gara daddy tidak ingetin aku bawa baju renangnya" kata cici ke saya saat saya baru pulang kerja. "Oh ya?? Enak tidak gak berenang??" saya bertanya dengan cheekynya. "Yah gak enaklah...kan lebih enak berenang daripada bengong ngelihatin teman-teman aku berenang" jawab cici. "Jadi yang salah daddy tidak ingatin kamu untuk bawa baju renang kamu??" tanya saya lagi ke dia. Cici mulai berpikir. "Salah aku juga sih yang tidak organise" cici mengakuinya.

"Daddy reading book aku ada di tas tidak??" tanya si boy. "Lho yang reading siapa boy?? Yang perlu masukin ke tas kamu siapa boy??" tanya saya ke dia. "Aku" jawab dia. "Nah jadi kamu yang harusnya tahu dan siapin semuanya kan" kata saya ke dia lagi. Boy mengangguk setuju. "Good boy...I'm proud of you kalau kamu bisa mengerti ini" puji saya buat si boy yang dulu masih 4 tahun ini.

Siapa sih orang tua yang tidak sayang anaknya. Saya juga sayang sama cici dan boy. Karena sayangnya saya sama mereka saya dan mami selalu berusaha membimbing mereka untuk bisa mandiri. Dari hal kemandirian ini juga kami mengajarkan mereka soal konsekuensi. Siapa sih yang senang melihat teman-temannya berenang dan kita cuma melihat mereka saja, seperti yang dialami cici. Atau misalnya si boy lupa bawa bukunya sehingga dia tidak bisa membaca buku untuk hari itu.

Rasanya tidak ada kata terlalu muda untuk belajar, termasuk dalam hal mandiri dan konsekuensi ini...namun hanya porsinya saja yang perlu di sesuaikan dengan umur mereka. "Daddy sama mami terus membimbing dan mengingatkan kamu saja guys...tapi kamulah yang harus melakukannya dan bisa mendapatkan hasilnya, termasuk konsekuensi dari kemandirian dan perbuatan kamu itu" pesan saya buat cici dan boy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar