Sabtu, 09 April 2016

Menjadi Suami Sejati (Katanya)


Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar,
Tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya


Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang,
Tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran


Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,
Tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa


Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati ditempat
bekerja, Tetapi dari bagaimana dia dihormati di dalam rumah


Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan,
Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan


Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang,
Tetapi dari hati yang ada dibalik itu


Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yg memuja,
Tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya


Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari barbel yang dibebankan,
Tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan


Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca kitab suci,
Tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.


Saya mendapat kutipan ini dari salah satu blog (Komunitas Bunda Suci) yang saya LIKE di fesbuk saya. Tentu saja ini bisa menjadi catatan buat saya sebagai seorang laki-laki yang masih perlu banyak belajar untuk bisa menjadi seperti contoh-contoh di dalam kutipan di atas.

Nah yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana menjadi suami sejati itu?? Memangnya beda menjadi laki-laki sama menjadi suami?? Bukannya suami itu juga laki-laki?? Dilihat dari segi gender atau jenis kelamin yah tentu samalah tapi kalau di lihat dari segi tanggung jawabnya yang mungkin agak berbeda sedikit. Maksudnya?? Misalnya di katakan laki-laki sejati itu di lihat dari kasih sayangnya pada orang sekitar. Yup, ini betul dan saya setuju. Nah sebagai suami tentu harus lebih pintar dalam memaknai kalimat ini. Tentu saja kasih sayang pada orang sekitarnya tentu di mulai dari keluarga sendiri baru jaraknya mulai di perlebar atau perluas.

Contoh lainnya di katakan laki-laki sejati itu di lihat dari bagaimana dia di hormati di dalam rumah. Kalau saya lebih memilih untuk di cintai atau bisa di ajak bekerja sama di banding di hormati. Karena dengan di cintai atau di ajak bekerja sama artinya saya sudah otomatis mendapat respek itu sendiri.  Coba kalau sebagai suami di hormati karena bekerja dan membiayai keluarga saja tapi tidak mau membantu istri atau anak di rumah, suami atau bapak macam begini tentu mendapat hormat tapi juga mendapat ocehan dan keluhan dari istrinya kan??

Beberapa tips tambahan dari saya untuk bisa menjadi suami sejati atau suami yang selalu baper dan bawel, antara lain:


Suami sejati bukanlah di lihat dari 6 pack di perutnya 
tapi di lihat dari 0 packnya karena selalu ngabisin masakan istrinya. 

Suami sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak uang yang di hasilkannya
tapi di lihat dari bagaimana cara menghabiskan uang yang di hasilkannya untuk keluarga

Suami sejati bukan dilihat dari pintarnya jadi pujangga atau penyair
tapi juga yang bisa mengarang cerita sebelum anaknya tidur malam

Suami sejati bukan hanya yang bisa nemenin istri di ranjang
tapi juga yang mau ketiduran nemenin anaknya saat malam 

Suami sejati bukan hanya yang hobi bikin anak
tapi juga yang harus tahu cara ngajarin dan nyenengin anak

Suami sejati bukan hanya yang rajin muji saat pacaran
tapi yang tetap bangga dan tetap napsu biar dikit beda 

Suami sejati bukan hanya yang humoris saja
tapi yang harus rela di cap cupu, cemen, geblek atau mabok sama istri dan anak-anaknya

Suami sejati bukan di lihat dari kemampuan mengangkat beban hidup keluarga
tapi juga di lihat dari seberapa kuat menahan tendangan, klepakan atau jitakan bini saat lagi koplak

Apa benar tipsnya bisa di percaya?? Yah jangan di percaya mentah-mentahlah...saya saja masih sering di ocehin sampai di kepret si mami koq mau dipercaya.....Untuk tahu pastinya yah tanya sendiri korban anda sebagai suami, yah siapa lagi kalau bukan istri dan anak di rumah.







2 komentar:

  1. jadi ngakak baca kalimat terakhir...namanya jg manusia, tdk ada yg sempurna
    hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhe sesama manusia jadi nyadar dong kita yah mbak Avy hehehehe

      Hapus