"Ma...cucian piring dan baju sudah beres" Itulah salah satu dari 10 kalimat yang bisa membahagiakan istri, menurut salah satu link yang saya lihat dari facebook hari ini. Seriously?? Dengan laporan begini saja membuat istri bahagia??
Hhhmmm memang sih kebahagian setiap orang berbeda satu sama lainnya. Ada istri yang bahagia setelah mendengar laporan dari suami seperti contoh di atas tapi ada juga yang tidak suka karenanya. Kenapa?? Lah iyalah, masa setiap kali musti di suruh dulu tuh suami baru mau membantu cuci piring sama baju istrinya...bisa jadi beginikan??
"Dah luh tidur saja sana...biar gue yang ngurusin si cici" kata saya ke si mami Senin malam kemaren saat si cici sakit kepala dan muntah-muntah. Mungkin karena lagi perubahan musim dari musim gugur ke musim dingin sehingga banyak orang yang pada sakit, yang menyebabkan si cici juga terkena virus. Di tambah dia tidak mau makan sehingga membuat dia terkena dehidrasi pula dan fisiknya menjadi lemah sekali. Jadi terpaksa semalaman harus menikmati begadang untuk mijitin dan memangku si cici, selain harus naik turun tangga untuk bikin dan ambilin minum dia maupun keluar masuk rumah untuk mengeluarkan semua sampah bekas kotoran yang dia keluarkan.
"Sana elo tidur...gue yang jagain cici sekarang" kata si mami ke saya di pagi harinya setelah dia merasa sudah beres kerjaan rumahnya dan si cici sudah bisa lebih istriahat pula. Tentu saja tidak menyianyiakan kesempatan untuk menebus begadang semalaman sebelumnya, langsung naik ke atas untuk tidur.
Kerja sama. Inilah salah satu yang saya rasa sangat di butuhkan dalam kehidupan berumah tangga.
Semua istri akan beranggapan tugas istri di rumah itu sibuk sekali dan sangat melelahkan. Semua suami pun juga beranggapan sama, bahkan merasa lebih berharga karena merekalah yang menghasilkan income buat keluarga. Apa betul pendapat semuanya?? Tentu benarlah, semua pekerjaan pasti capek dan makan waktu. Walaupun hanya kerja mengurus rumah, itu juga melelahkan dan makan waktu lho. Kalau suami belum tahu, coba suruh mereka lakukan itu seminggu saja. Begitupun istri yang suka komen kalau enakan kerja di luar rumah karena lebih bisa bersosialisasi dan bervariasi menghadapi hal hal lain di luar rumah, yang hanya kerjaan rumah dan mengurus anak saja.
Untungnya, baik saya dan mami bisa merasakan dari kedua sisi ini, baik kerja di rumah dan mengurus anak maupun kerja di luar rumah dan menghasilkan income. Saya bisa belajar capek dan makan waktunya untuk memasak karena harus mempersiapkan semuanya dulu sebelum memasak makanannya sampai tahap membereskan semua hasil perang di dapur ini. Saya juga tahu rasanya memberesi rumah, dari nyuci toilet, vakum rumah selain cuci piring dan baju tentunya. Berkomunikasi dan berinteraksi dengan cici dan boy bukanlah hal yang aneh buat saya pula, jadi tidak salah kalau merekapun dekat dengan saya. Bahkan di saat mereka sakit di malam hari...sayalah yang mereka cari, baik untuk menemani maupu mijitin mereka.
Laporan suami yang sudah selesai mencuci piring dan baju di atas membuat saya berpikir, itu istrinya atau bosnya sih?? Masa hal begini saja pakai laporan segala?? Atau karena suaminya tidak pernah membantu istrinya di rumah sehingga membuat istrinya menjadi bahagia?? Jujur kalau buat saya sih laporan macam begini membuat saya ketawa dengan sinis atau bahkan sedih...karena artinya tidak ada kerja sama dalam rumah tangga mereka.
Di tempat kerja saja kita bisa bekerja sama dengan orang lain masa dengan pasangan hidup sendiri malah tidak bisa atau tidak mau?? Bekerja untuk bos atau perusahaan memang menghasilkan uang, tapi bekerja sama denga keluarga di rumah menghasilkan kebahagiaan. Inilah yang saya rasakan karena bisa bekerja sama bukan hanya dengan mami saja tapi juga dengan cici dan boy di rumah.
"Gue senang deh bisa bekerja sama dengan elo hari ini" kata saya ke si mami di Selasa malam, karena sudah seharian kita berdua capek mengurusi si cici dan dia juga sudah membaik karena sudah di suntik dan kasih obat sama dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar