"Hey guys, daddy mau kamu nonton ini nih" kata saya ke cici dan boy sekitar 2 minggu yang lalu. Sehari sebelumnya saya sempat menonton acara ini dari salah satu link teman yang ada di fesbuk, yang berasal dari Youtube. Sayangnya saya lupa apa nama program di Youtube'nya ini yang menerangkan bahayanya buat para teenager atau abege berkenalan dengan stranger di medsos.
Si pembawa acara ini menyamar sebagai seorang remaja pria yang berusia belasan tahun untuk mengakali remaja wanita. Para remaja wanita ini dipancing-pancing sehingga mau membuat janjian untuk bertemu di suatu tempat dan ada juga yang di jebak untuk masuk ke dalam mobil.
Hal yang sama pun di lakukan untuk menjebak remaja pria. Ada beberapa dari mereka yang sampai rela di suruh masuk ke rumah orang yang tidak di kenal ini tanpa ada orang lain yang tahu keberadaan mereka. Orang tua mereka sampai tidak percaya apa yang mereka lihat. Karena banyak dari mereka yang dengan sengaja membohongi orang tuanya untuk bisa bertemu dengan si pria atau wanita yang sebenarnya totally stranger ini.
"Apa yang kamu bisa pelajari dari yang baru kamu tonton ini??" pertanyaan klasik yang selalu saya tanyakan kepada mereka saat berdiskusi dengan mereka.
"Jangan mudah percaya sama orang baru kenal, jangan mau di ajak sama stranger, dan jangan jangan lainnya" inilah jawaban mereka yang silih berganti.
"Kalau daddy bilang yang paling penting dari sini yaitu komunikasi" saya mulai memberi opini saya. "Daddy sama mami mau kamu selalu kasih tahu kemana kamu pergi, sama siapa dan alasannya serta kamu harus jujur buat semuanya" saya melanjutkan. "Kita juga selalu tanya sama siapa kamu hang out at school dan siapa juga teman-teman yang sering berkomunikasi dengan kamu. Dan kalau ada teman baru kamu harus kasih tahu kita pula" saya masih menerangkan makna komunikasi yang kita inginkan.
"Kamu tahu kenapa kita mau tahu semuanya ini??" tanya saya lagi ke mereka. Tentu saja mereka mengangguk. "Kamu pasti dengar apa kata parents mereka kan...karena mereka sayang sama anak-anaknya dan tidak mau kehilangan anak-anaknya. Nah begitupun mami and daddy dan itulah yang bakal kita rasakan kalau sampai kejadian sama kalian" saya menerangkan. "But we are not going to do that" kata cici dan boy hampir bersamaan. "Good kalau memang begitu. Tapi our responsibility untuk terus mengingatkan kamu" saya memberi tahu mereka. "Kamu lihat parents nya mereka juga sering dengar dari anak-anaknya kalimat yang seperti yang baru kamu katakan" lanjut saya me'refer apa yang orang tua mereka dengar dari kata-kata buah hati mereka saat mereka berbincang-bincang sebelumnya di keluarga mereka. "Toh nyatanya mereka masih saja terjebak kan" kata saya lagi.
Percaya sama anak memang perlu tapi bukan berarti harus 100 persen karena bagaimanapun juga anak masih membutuhkan bimbingan dan didikan dari orang tuanya sampai mereka benar-benar sudah bisa untuk berpikir dewasa. Bagaimana kita bisa tahu mereka sudah bisa berpikir dewasa atau belum?? Yah tentu saja dengan bertambahnya umur mereka serta seringnya berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka.
Selain bertanya langsung dengan anak-anak kita tentang teman-teman mereka, salah satu tugas dari orang tua juga harus bisa menjadi detektif. Maksudnya?? Tunggu saja tulisan saya berikutnya yah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar