"Ayo boy kita pergi sekarang" saya memberi aba-aba kepada dia. Yup, tadi jam 9 kurang 10 menit saya dan dia harus sudah pergi untuk les berenang dia yang di mulai jam 9 pagi. "Nih handuknya kenapa masih di bangku??" tanya saya ke dia. Tanpa basa basi tentu dia langusng lari memasukan handuknya ke dalam tas untuk perlengkapan renang dia, yang baru saya ambil dari garasi.
"Wait daddy, aku belum ambil botol minumnya" kata dia saat memasuki mobil, dan dengan muka bersalah. "Ya sudah sana ambil cepetan" perintah saya ke dia. Ngacirlah dia secepatnya mengambil itu botol minumannya. Sialnya dia harus lari sana sini dulu sebelum menemukannya. "Hhhhmmm siap-siap deh nih bakal di ceramahin daddy" pasti dia sudah langsung ke pikiran untuk ini.
"Kenapa kamu belum organise hari ini??" tanya saya sembari rada marah, menunjukan ke tidak sukaan saya ini. Tentu saja dia diam karena tahu dia salah. "Daddy lihat kamu tadi busy sama tablet kamu kan. Pasti kamu lagi main, iya nggak??" saya mencoba menggali jawaban dari diamnya dia ini.Tentu saja dia mengangguk. Karena sudah pasti daddynya mengawasi dan tahu apa saja yang mereka lakukan.
"Kamu tahu kamu mulai les jam 9 kan??" tanya saya ke dia. Dia mengangguk. "Biasanya kamu organise, kenapa hari ini nggak??" tanya saya ke dia lagi. "Ok karena kamu sibuk main game" saya menjawab pertanyaan saya sendiri lagi karena dia diam lagi. "Kamu tahu daddy nggak suka kalau kamu tidak organise kan??" lanjut pertanyaan saya, dan dia pun mengangguk. "Kamu tahu bagaimana kamu bisa belajar supaya next time daddy nggak marah sama behaviour kamu yang nggak organise ini??" lagi saya bertanya. "Lebih organise dan bukan main melulu" dia menjawab. "Good, bukan sebaliknya. Kalau kamu organise kamu cuma butuh maximum 10 menit dan selebihnya kamu bisa enjoy. Tapi kalau kamu enjoy dulu terus baru try to organise in the last minutes...konsekuensinya kamu bakal di marahin daddy" saya memberi arahan dan konsekuensi soal organise ini.
Biar dia baru 9 tahun, bahkan kami sudah mulai saat cici dan boy lebih muda lagi, kita sudah menanamkan pentingnya mengatur waktu. Sabtu sabtu sebelumnya saya tiadk pernah marah karena hal ini karena dia selalu tahu dan siap semuanya sebelum kita berangkat. Dia selalu menyiapkan semuanya sendiri, tanpa bantuan saya atau orang rumah lainnya, dari baju renang, handuk, celana dalam, dan lain-lainnya.
Sekali-kali kejadian kayak begini saya rasa wajar, apalagi buat mereka yang masih anak-anak, tapi tetap dapat peringatan supaya lain kali tidak begini lagi. Karena dengan begini mereka belajar arti dari disiplin itu dan cepat atau lambat mereka harus tahu juga konsekuensi dari ketidak disiplinan atau kurang organisenya mereka ini. Nah inilah tugas orang tua untuk rajin memberi arahan dan didikan, sekaligus mengingatkan kepada mereka arti organise dan konsekuensinya. Dan dengan komunikasi dan interaksi inilah bisa tercapai tujuan membuat buah hati kita bisa lebih organise, mandiri dan belajar atau mengerti konsekuensi.
Ngomong-ngomong soal organise, secara tidak langsung juga berhubungan dengan ke mandirian lho. Saya aad beberapa contoh untuk hal ini di dalam tulisan lama saya. Nanti saya masukan di tulisan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar