Setiap orang pasti mempunyai definisi sukses yang berbeda satu sama lainnya. Cici dan boy saja mempunyai jawaban yang berbeda saat saya menanyakan hal ini kepada mereka lebih dari setahun yang lalu.
Hari ini si boy dapat undangan ulang
tahun dari temannya. Dan nanti sore kita ada rencana untuk ke Gereja, seperti
setiap hari Minggu lainnya yang biasa kita lakukan. Hhhmmm artinya saya harus
bisa memberi pelajaran atau bimbingan kepada cici dan boy lebih awal dari
baisanya, itulah yang ada di pikiran saya sesaat saya terbangun dari tidur di
pagi tadi.
Apa yang akan saya berikan dan
bimbing buat mereka yahhh?? Pertanyaan lainnya yang hinggap di pikiran saya
pula. Ahhaaa bagaimana kalau saya ajak mereka ngobrol soal sukses saja hari
ini.
"Apa yang kamu pikirkan saat
mendengar kata sukses??" tanya saya kepada cici yang berusia 12 dan boy
yang berumur 7 tahun ini. "Punya kerjaan yang bagus, rumah yang besar dan
banyak uang" jawab si cici. "Ada lebih dari satu mobil, bisa jalan-jalan
setahun sekali ke luar negeri atau keluar kota dan punya good wife" si boy
melengkapi jawaban cicinya ini. "Hmm kenapa kamu memberi opini sukses
seperti itu??" gali saya lebih dalam. "Karena mami dan daddy seperti
itu dan kita mau seperti mami dan daddy" cici dan boy saling melengkapi
memberi inti jawaban seperti ini. "Woow thanks sudah di bilang sukses deh
sama kalian...tapi sukses kan bukan selalu materi" saya mulai memberi
arahan kepada mereka. "Karena kamupun bisa sukses saat ini juga kan"
saya meneruskan.
"Achieved and finsihed our
tasks" si boy langsung memberi jawaban setelah mendengar clue dari saya.
"Yup sukses bisa dikatakan seperti itu...coba kasih contoh dari sukses
yang telah kamu raih" saya memuji jawaban si boy tapi ingin lebih jauh
mengetahui pola pikir dan pola hati dia ini. "Saat saya menyelesaikan
tugas menulis yang daddy berikan walau saya tidak suka menulis" dia
memberi contoh. "Hhhmm apa itu sukses ci??'" saya menantang si cici
untuk memberi opini. Si cici mengangguk setuju tapi rada ragu-ragu. "Karena
daddy akan tanya, kenapa kamu jawab begitu" si cici memberi jawaban ketika
saya tanya kenapa dia menjawabnya ragu2. "Loh bukannya abgus kalau daddy
tanya begitu??" saya balik bertanya ke cici. "Artinya daddykan mau
tahu dan mau mendengar apa opini kamu tanpa memberi penilaian benar2 atau salah
dari jawaban kamu" saya memberi penjelasan kepada dia. "Percaya ci
dan boy, tidak semua orang tua bisa meluangkan waktu untuk berdiskusi atau juga
mendengar opini dari anak-anak mereka lho...dan daddy rasa kamu beruntung karena
daddy mau dan berusaha untuk selalu meluangkan waktu untuk hal penting
ini" saya melanjutkan.
"Ok balik kepada komen si boy tadi yang
soal dia bisa menyelesaikan tulisannya karena terpaksa...menurut daddy itu yang
bisa menilai sukses atau tidaknya yah hanya si boy sendiri" saya
mengembalikan topik ini. "Kenapa?? Karena dialah yang tahu apa yang
dilakukannya itu telah melalui beberapa langkah atau tahap untuk menjadi sukses
atau tidak" saya mulai mengarahkan dan menanamkan suatu pelajaran buat
mereka.
"Tahap untuk menjadi sukses yaitu tahu
target yang ingin kamu capai, buat rencana-rencana untuk mencapainya, pilih yang
terbaik serta yang positif dan resiko terkecil dari rencana-rencana yang telah kamu
buat, jalankan rencana yang telah kamu buat, evaluasi yang telah kamu buat dan
belajar dari sini pula untuk bisa menjadi lebih baik...." saya menjelaskan
tahap-tahap untuk sukses yang saya maksud sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar