Sabtu, 25 Juli 2015

Gak Bakal Miskin

"Siapa yang paling kaya dari ketiga sahabat dalam cerita ini??" pertanyaan yang saya ajukan setelah saya bercerita tentang 3 orang sahabat yang mempunyai latar belakang keluarga yang berbeda.

"Tentu si Jack daddy" si boy menjawab dengan cepat. Yup, dalam cerita saya, si Jack adalah anak orang kaya raya, yang selalu dinatar jemput oleh supir pribadi dalam mobil yang super wah. Dirumahnya tersedia banyak makanan yang boleh dia makan kapan saja. Banyak mainan yang mahal yang boleh dia mainkan selama dia mau. Urusan belanja, tidak usah di bilang lagi....kapan saja dia mau tinggal beli tanpa peduli harganya. Jadi sudah pasti dari sini si boy mengambil kesimpulan kalau si Jack adalah yang paling kaya.



"Dalam definisi apa kaya yang daddy maksud??" tanya si cici lebih diplomatis. "Well done cici dan good observation" saya memuji dia. "Menurut cici kaya macam apa yang daddy tanya di sini??" saya kembali menantang pola pikir dia ini. "Kalau kaya dalam soal materi sudah pasti si Jackyang kaya tapi kalau dalam soal lainnya dia tidak kaya" si cici menjelaskan. "Rich in love" si boy langsung nyeletuk. "Well answer boy" saya memuji dia kali ini. "Si Matt adalah yang paling kaya dalam hal cinta dan kasih sayang" saya melanjutkan. "Kenapa Matt bisa kamu bilang rich in love boy??" saya menantang pola pikir dan pola hati dia ini. "Soalnya biar dia miskin materi tapi orang tuanya selalu hadir di setiap kehidupan dia. Mereka saling bekerja sama, berdoa dan bersyukur bersama dan semuanya di lakukan bersama" si boy memberi penjelasan tentang si Matt dalam cerita saya tadi. Yup, tokoh si Matt yang saya ceritakan di sini adalah teman si Jack yang tinggal jauh dari sekolah sehingga dia harus di antar dan jemput oleh ayah atau ibunya dengan berjalan kaki sejauh 1Km. Belum lagi mereka tinggal di sebuah gubuk dan orang tuanya adalah seorang petani yang miskin.

"Lalu bagaimana dengan si John guys??" saya menantang mereka untuk memberi opini 1 lagi dari ketiga sahabat ini. "Tentu saja si Jack mau mengubah posisi dirinya dengan si John apalagi si Matt" cici membuka suara. "Biarpun maminya adalah single mom tapi dia tetap mendapat perhatian dan bimbingan yang cukup dari maminya" si cici dan boy saling melengkapi memberi opini mengenai si John ini.

"I am really really proud and happy to hear your opinion and the way you think guys" saya memuji mereka berdua. "Karena kamu menggunakan pikiran dan hati kamu untuk melihat dan merasakannya, dan membuatnya menjadi seimbang, itulah sebabnya daddy happy and proud sama opini kamu berdua" saya melanjutkan.

"Orang yang paling miskin adalah orang yang merasa kesepian dan tidak pernah merasakan apa itu cinta" saya mengingatkan mereka pesan dari Mother Theresa yang saya baca dan memberi inspirasi saya dalam membuat cerita yang kami bicarakan bersama kemaren malam sebelum tidur mereka.


"I love you and Jesus bless you" saya mengucapkan ritual yang selalu saya ucapkan kepada mereka berdua sembari memberi tanda salib di kening mereka sebelum mereka tidur, dan mereka pun melakukan hal yang sama kepada saya pula. "You won't be poor guys, because we love you soooo mmuuuccchhh" saya menjanjikan mereka berdua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar