Minggu, 04 Oktober 2015

Jesus punya Magic

Mengenalkan anak-anak kepada Tuhan bisa melalui berbagai cara, salah satunya dengan membaca kitab suci. Salah satu pengalaman yang lucu, unik dan menarik yang saya selalu ingat saat membaca kitab suci bersama...saat membaca Yesus memberi makan 5000 orang.

Sebelum kita membaca Alkitab, kita membiasakan dengan berdoa terlebih dahulu...sehingga kita bisa menangkap dan mengerti intii dari apa yang kita baca dan bisa mengaplikasikannya dalam perbuatan kita sehari-hari secara nyata.


"Aku mau baca yang ini yah daddy" kata si boy sembari menunjukan cerita tentang 5 roti dan 2 ikan dari Alkitab yang bergambar dan khusus untuk anak-anak ini. Alkitabnya ini memang di buat ringkas tanpa mengurangi isi dan inti dari Alkitab yang tebalnya minta ampun.

Seperti biasa, di setiap akhir cerita kami selalu membahas apa yang kita bisa pelajari dari cerita yang kita baca. Dari membahas tentang dimana kejadiannya berada, siapa saja yang ada di sana, apa yang mereka lakukan, kenapa mereka begitu dan yang pasti apa yang bisa kita terapkan dalam kehidupan kita dari baca itu.

"Kenapa Jesus bisa memberi makan 5000 orang itu dari hanya 5 roti dan 2 ikan??" salah satu pertanya saya ke boy. "Karena Jesus punya magic" jawab si boy secara cepat dan spontan. Tentu saja jawaban dari dia ini membuat kami tertawa terbahak-bahak. Boy yang menjawab menjadi malu sendiri. Karena melihat adanya perubahan wajah dari jagoan kecil saya ini, akhirnya saya bertanya lagi maksud dia ini. "Apa maksud kamu Jesus punya magic??" "Soalnya dari 5 roti dan 2 ikan Jesus bisa membuatnya menjadi banyak" dia memberi alasan. "Apa yang Jesus lakukan sebelum dia memberi mereka makan??" gali saya lebih dalam. "Jesus pray dulu" dia menjawab. "Good. Artinya kamu mengerti apa yang kamu baca tadi" puji saya ke dia. "Jadi maksud kamu tadi...sebenarnya Jesus di kasih kuasa untuk mengenyangkan 5000 orang itu, iya kan boy??' tanya saya ke dia. Dia mengangguk setuju.



Yup...begitulah pola pikir anak-anak kita tentu berbeda dengan pola pikir kita. Cara penyampaian mereka pun tentu berbeda pula dengan kita. Apa yang mereka anggap sebagai jawaban yang polos dan jujur tapi penyampaiannya kurang benar menurut kita...pastinya menjadi lucu dan membuat kita terbahak-bahak. Begitupun bila kita menggunakan bahasa yang terlalu ribet dalam menjelaskan kepada mereka...sudah pasti mereka tidak akan bisa memahaminya.

Semakin sering dan banyaknya kita berkomunikasi dengan anak-anak kita...maka kita otomatis akan semakin mengenal dan mengetahui pola pikir mereka sehingga semakin memudahkan kita dalam membentuk,  mengarahkan dan mendidik mereka pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar