Saat manusia dilahirkan mungkin kita
hanya membawa 10 persent saja karakter dari gen orang tua kita, sedang
90 persent sisanya adalah hasil pendidikan dan pengalaman manusia itu
sendiri yang dia dapat baik dari orang tua, diri sendiri, sesama dan
juga lingkungannya. Saya katakan MUNGKIN hanya 10 persen karena saya
tidak tahu pastinya. 10 persent memang ada dampaknya bagi diri manusia
itu sendiri...namun 90 persen sisanyalah yang menentukan kualitas dari
mansusia itu sendiri.
Ibarat sebuah gambar....orang tua sudah dibantu oleh Tuhan untuk membuat draftnya terlebih dahulu, selebihnya untuk mewarnainya terserah orang tua itu sendiri. Kalau orang tua mau dan berusaha untuk memberi warna yang indah dan mungkin menambahinya dengan imajinasi dari orang tua itu sendiri maka hasilnya akan amat sangat indah, bermanfaat dan berharga mahal. Tapi bila orang tuanya malas...jangan harap gambarnya itu akan mendapat hasil yang baik dan berkualitas.
Kapan kita mulai membentuk karakter anak itu sendiri?? Menurut pengalaman pribadi saya...sejak mereka dalam kandungan si ibu. Percaya atau tidak...anak-anak yang berasal dari orang tua yang sama tapi mempunyai karakter yang mungkin berbeda sekali. Saat istri sedang mengandung cici...istri sangat susah makannya. Istri cuma makan makanan yang tidak ada rasanya/plain dan dia tidak bisa mencium bau-bau masakan. Sedangkan saat mengandung boy...istri bertolak belakang sekali dengan pengalaman sebelumnya. Makanya selera makanan cici dan boy amat sangat bertolak belakang sekali. Begitupula dengan halnya aktifitas keduanya. Cici mempunyai karakter yang pendiam tapi galak dibanding boy...karena istri saat mengandung selalu tinggal dirumah karena selalu berasa tidak nyaman...tapi kalau urusan galak mah tetap tidak ada berhentinya...malah melebihi sebelum dia hamil he he he. Saat boy di kandungan istri...istri aktif banget dalam bekerja...seakan-akan dia tidak sedang hamil. Dan hasilnya boy kami sangat aktif, sedikit rough dan lebih loud dibanding cicinya.
Saat manusia lahir...maka pelajaran yang kita berikan kepada dia tentunya akan lebih banyak dan bervariasi. Yang kita ajarkan buat mereka tentunya berbeda antara orang tua yang satu dengan yang lainnya...tergantung dari adat istiadat keluarga itu, lingkungan dimana mereka tinggal dan yang pasti bagaimana orang tuanya mempunyai tujuan untuk anak mereka itu sendiri.
Yang kami ajarkan buat cici dan boy dasarnya kita membagi dalam 3 hal, yaitu mengoptimalkan iman, pikiran dan perbuatan/tenaga mereka.
1. Mengoptimalkan Iman
Saat mereka masih dalam kandungan istri sampai mereka besar saat ini, kami selalu berusaha untuk mengajak mereka ke Gereja dan berdoa. Dengan mereka mengenal dan tahu Tuhan mereka akan mengerti arti syukur, terima kasih dan juga harapan. Kami pun orang tuanya jgua berusaha untuk mengoptimalkan keimanan kami. Yang tadinya kita tidak pernah berdoa bersama tapi sejak datangnya mertua saya kesini dan mengajarkan arti berdoa bersama...maka kita mulai membiasakannya dengan kegiatan baru kita ini. Begitu pula dengan membaca Alkitab, sedkit demi sedikit saya mulai membacakan dan bertukar pendapat dengan mereka tentang apa yang kita baca dari Alkitab. Belum lagi dimobil atau dirumah kita selalu membiasakan mereka untuk mendengar dan menyanyikan lagu2 rohani.
2. Mengoptimalkan Pikiran
Sejak mereka lahir kita selalu mengajarkan mereka tentang lingkungan sekitar dulu yang biasa mereka lihat. Kita ajak mereka berdialog/berkomunikasi tentang apa yang mereka lakukan hari ini ataupun yang orang tuanya lakukan pula. Semakin mereka berkembang...kami membiasakan mereka untuk berpikir yang terbaik. Membiarkan mereka mengeluarkan pendapat mereka, mendengarkannya dan tidak lupa memujinya bila memang itu baik hasilnya. Kami tunjang juga dengan mainan-mainan yang bisa merangsang otak mereka untuk berpikir, dari blocks, puzzle, keyboard maupun komputer. Tidak semuanya harus yang serba mahal...kita membeli yang second asal masih bagus dan bermanfaat juga bisa dipakai. Kertas-kertas bekas print out dari kantor pun sering saya bawa pulang untuk bisa gunakan untuk belajar menulis si boy...atau mereka bisa gunakan untuk menggambar. Dengan mengoptimalkan pikiran mereka...mereka bisa menentukan apa yang mereka mau dan bagaimana cara untuk mendapatkan ataupun mengemukakannya.
3. Mengoptimalkan Perbuatan/tenaga mereka
Ketika mereka mulai bisa menggunakan fungsi tubuh mereka....kami tantang mereka untuk bisa dan mau mencoba meraih apa yang mereka inginkan dan memujinya bila mereka berhasil. Semakin mereka besar kita membuat peraturan-peraturan yang boleh atau yang tidak boleh mereka lakukan dan jelaskan mengapa kami tidak mengijinkan mereka melakukannya. Dengan begini mereka tahu mana batas yang mereka boleh lakukan dan akibat apa yang mereka akan dapat bila mereka melanggar peraturan kami.
Kami juga memberitahukan mereka kalau kami membutuhkan bantuan mereka. Kami pun memberitahukan kepada mereka apa yang telah kami perbuat untuk mereka. Mereka akan merasa sangat dihargai dan dibutuhkan serta menghargai apa yang telah kita lakukan pula. Dengan begini mereka akan memberikan yang terbaik pula buat kita.
Sebagai orang tua...kitalah yang harus bisa belajar dulu bagaimana bisa memberi contoh dan teladan yang baik buat buah hati kita. Jangan pernah merasa kita telah memberi yang terbaik buat mereka...karena perbuatan baik tidak pernah akan habisnya. Melihat anak-anak kita tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang baik pula adalah sebuah anugerah yang luar biasa indahnya....seindah apa yang telah kita usahakan untuk mewarnai hidup mereka untuk menjadi indah dan berharga.
Ibarat sebuah gambar....orang tua sudah dibantu oleh Tuhan untuk membuat draftnya terlebih dahulu, selebihnya untuk mewarnainya terserah orang tua itu sendiri. Kalau orang tua mau dan berusaha untuk memberi warna yang indah dan mungkin menambahinya dengan imajinasi dari orang tua itu sendiri maka hasilnya akan amat sangat indah, bermanfaat dan berharga mahal. Tapi bila orang tuanya malas...jangan harap gambarnya itu akan mendapat hasil yang baik dan berkualitas.
Kapan kita mulai membentuk karakter anak itu sendiri?? Menurut pengalaman pribadi saya...sejak mereka dalam kandungan si ibu. Percaya atau tidak...anak-anak yang berasal dari orang tua yang sama tapi mempunyai karakter yang mungkin berbeda sekali. Saat istri sedang mengandung cici...istri sangat susah makannya. Istri cuma makan makanan yang tidak ada rasanya/plain dan dia tidak bisa mencium bau-bau masakan. Sedangkan saat mengandung boy...istri bertolak belakang sekali dengan pengalaman sebelumnya. Makanya selera makanan cici dan boy amat sangat bertolak belakang sekali. Begitupula dengan halnya aktifitas keduanya. Cici mempunyai karakter yang pendiam tapi galak dibanding boy...karena istri saat mengandung selalu tinggal dirumah karena selalu berasa tidak nyaman...tapi kalau urusan galak mah tetap tidak ada berhentinya...malah melebihi sebelum dia hamil he he he. Saat boy di kandungan istri...istri aktif banget dalam bekerja...seakan-akan dia tidak sedang hamil. Dan hasilnya boy kami sangat aktif, sedikit rough dan lebih loud dibanding cicinya.
Saat manusia lahir...maka pelajaran yang kita berikan kepada dia tentunya akan lebih banyak dan bervariasi. Yang kita ajarkan buat mereka tentunya berbeda antara orang tua yang satu dengan yang lainnya...tergantung dari adat istiadat keluarga itu, lingkungan dimana mereka tinggal dan yang pasti bagaimana orang tuanya mempunyai tujuan untuk anak mereka itu sendiri.
Yang kami ajarkan buat cici dan boy dasarnya kita membagi dalam 3 hal, yaitu mengoptimalkan iman, pikiran dan perbuatan/tenaga mereka.
1. Mengoptimalkan Iman
Saat mereka masih dalam kandungan istri sampai mereka besar saat ini, kami selalu berusaha untuk mengajak mereka ke Gereja dan berdoa. Dengan mereka mengenal dan tahu Tuhan mereka akan mengerti arti syukur, terima kasih dan juga harapan. Kami pun orang tuanya jgua berusaha untuk mengoptimalkan keimanan kami. Yang tadinya kita tidak pernah berdoa bersama tapi sejak datangnya mertua saya kesini dan mengajarkan arti berdoa bersama...maka kita mulai membiasakannya dengan kegiatan baru kita ini. Begitu pula dengan membaca Alkitab, sedkit demi sedikit saya mulai membacakan dan bertukar pendapat dengan mereka tentang apa yang kita baca dari Alkitab. Belum lagi dimobil atau dirumah kita selalu membiasakan mereka untuk mendengar dan menyanyikan lagu2 rohani.
2. Mengoptimalkan Pikiran
Sejak mereka lahir kita selalu mengajarkan mereka tentang lingkungan sekitar dulu yang biasa mereka lihat. Kita ajak mereka berdialog/berkomunikasi tentang apa yang mereka lakukan hari ini ataupun yang orang tuanya lakukan pula. Semakin mereka berkembang...kami membiasakan mereka untuk berpikir yang terbaik. Membiarkan mereka mengeluarkan pendapat mereka, mendengarkannya dan tidak lupa memujinya bila memang itu baik hasilnya. Kami tunjang juga dengan mainan-mainan yang bisa merangsang otak mereka untuk berpikir, dari blocks, puzzle, keyboard maupun komputer. Tidak semuanya harus yang serba mahal...kita membeli yang second asal masih bagus dan bermanfaat juga bisa dipakai. Kertas-kertas bekas print out dari kantor pun sering saya bawa pulang untuk bisa gunakan untuk belajar menulis si boy...atau mereka bisa gunakan untuk menggambar. Dengan mengoptimalkan pikiran mereka...mereka bisa menentukan apa yang mereka mau dan bagaimana cara untuk mendapatkan ataupun mengemukakannya.
3. Mengoptimalkan Perbuatan/tenaga mereka
Ketika mereka mulai bisa menggunakan fungsi tubuh mereka....kami tantang mereka untuk bisa dan mau mencoba meraih apa yang mereka inginkan dan memujinya bila mereka berhasil. Semakin mereka besar kita membuat peraturan-peraturan yang boleh atau yang tidak boleh mereka lakukan dan jelaskan mengapa kami tidak mengijinkan mereka melakukannya. Dengan begini mereka tahu mana batas yang mereka boleh lakukan dan akibat apa yang mereka akan dapat bila mereka melanggar peraturan kami.
Kami juga memberitahukan mereka kalau kami membutuhkan bantuan mereka. Kami pun memberitahukan kepada mereka apa yang telah kami perbuat untuk mereka. Mereka akan merasa sangat dihargai dan dibutuhkan serta menghargai apa yang telah kita lakukan pula. Dengan begini mereka akan memberikan yang terbaik pula buat kita.
Sebagai orang tua...kitalah yang harus bisa belajar dulu bagaimana bisa memberi contoh dan teladan yang baik buat buah hati kita. Jangan pernah merasa kita telah memberi yang terbaik buat mereka...karena perbuatan baik tidak pernah akan habisnya. Melihat anak-anak kita tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang baik pula adalah sebuah anugerah yang luar biasa indahnya....seindah apa yang telah kita usahakan untuk mewarnai hidup mereka untuk menjadi indah dan berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar