Minggu, 24 Januari 2016

Gimana Ngomongnya??


Si cici punya rencana tahun ini untuk bisa melakukan kerja volunteer. Selain karena dia ingin mendapatkan pengalaman bagaimana rasanya kerja dia juga ada target untuk bisa mendapatkan salah satu badge dari salah satu program yang di adakan di sekolahnya. Tentu saja saya dan mami mendukung sekali rencana dan target dia ini dan memberikan beberapa saran pekerjaan apa saja yang bisa dia lakukan untuk kerja volunterrnya dia ini. 

"Hi I am just wondeirng if i can do voluntery work here (Hi, Saya numpang nanya bisa tidak saya kerja di sini)??" tanya si cici beberapa hari yang lalu kepada seorang nenek yang lagi menunggu di bagian resepsionis di salah satu non-profit organisastion punya pemerintah, yang menjual pakaian-pakaian maupun peralatan rumah tangga buat orang-orang yang kurang mampu di kota kami. Ternyata pertanyaan cici ini tidak di tanggapi dengan baik oleh si nenek dan di tolak dengan alasan dia masih di bawah umur. "Nanti kamu coba ke perpustakaan saja sama daddy" saran si mami kepada saya. "Ya sudah besok kita ke perpustakaan yah" saya menyetujuinya.

 "Kamu tahu gak apa yang kamu mau tanyain nanti??" tanya saya ke dia sesaat sebelum kita mau pergi ke perpustakaan tadi pagi. "Iya" jawab dia. "Ok kasih tahu daddy bagaimana kamu mau ngomongnya??" tanya saya lagi. Dari sinilah saya tahu bagaimana dia berbicara kepada si nenek, beberapa hari lalu itu.


"Hhhhmmm kamu baiknya menggunakan yang lebih baik dari itu" saya memberi tahu dia. "Pertama kamu kasih salam ke orang yang kamu temui pertamakali, tentunya di tambah senyumanlah" saya mulai memberi pengarahan. "Kemudian kamu sebut dari sekolah mana kamu ini dan apa tujuan kamu ke sini" lanjut saya. "Kamu tahu nggak kenapa daddy kasih saran begini" tanya saya lagi.

Setelah bertukar pikiran dan menjelaskan dia pun mengerti. "Thanks yah daddy sudah bantuin dan temenin aku dapatin kerjaan ini dan juga berbicara dengan managernya" kata si cici kepada saya. "That's ok ci, daddy will always help you if you want to help yourself too (Tidak masalah ci, daddy akan selalu membantu kamu kalau kamupun mau dan bisa membantu diri kamu sendiri juga)" jawab saya.

 "Bagaimana menurut daddy saat wawancara tadi??" dia bertanya lagi. "Daddy bilang kamu sudah bagus tapi tentunya ada beberapa hal yang kamu bisa perbaiki, seperti kamu harus bisa jual diri kamu dengan memberi info kepada dia walaupun dia belum tanya" jawab saya sembari memberi beberapa tips buat dia. 

Biarpun cici sudah 14 tahun, bukan berarti saya dan mami membiarkan dia untuk menentukan jalannya sendiri. Karena dari pengalaman ini (dan sebelumnya juga), kamipun masih harus membimbingnya walaupun dalam hal berbicara saja. Jadi bukan hanya anak-anak saja yang harus terus di ajak berkomunikasi dan bertukar pikiran, karena remaja pun masih tetap dan terus bahkan rasanya harus lebih intens biar mereka bisa lebih baik lagi. Siapa lagi yang bisa membimbing dan mendidik buah hati kita kalau bukan kita orangtuanya bukan?? 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar