"Daddy is this right??" tanya si boy. Padahal baru saja saya bantu dia menjawab soal matematika yang serupa sebelumnya. "Boy, kamu kerjain saja semuanya dulu and do the best that you can, nanti baru daddy check dan bantu kamu kalau ada yang salah" kata saya berulang kali ke dia setiap dia baru selesai jawab 1 pertanyaan saja.
"Aku tidak tahu mau tulis apa??" kali ini contoh lainnya saat si boy belajar menulis. "Yah kamu yang tentuin maunya tulis apa, kan daddy sudah kasih saran buat topiknya" jawab saya ke dia. Setelah dia menulis tentu saja ada beberapa kata yang mungkin dia kurang tahu atau lupa bagaimana harus menuliskannya dan kemudian dia tanyakan ke saya. Tentu saja jawabannya yah dia harus mencobanya dulu dan setelah selesai baru saya cek dan bantu untuk perbaiki.
Takut berbuat salah. Inilah salah satu sebabnya si boy banyak bertanya ke saya. Rasanya wajar sekali perasaan si boy ini karena kita pun sebagai orang dewasa juga suka takut salah. Di tempat kerja, kita pun juga suka takut salah dalam mengambil keputusan. Bagaimana kalau keputusan kita salah?? Pertanyaan ini sama dong seperti apa yang di takutkan si boy saat belajar. ahhh tinggal mengakuinya saja kalau kita salah dan belajar dari kesalahan ini dan kalau masih bisa di perbaiki, yah perbaiki secepatnya termasuk dengan meminta bantuan dari orang lain kalau perlu.
Berani mengambil keputusan, inilah yang membedakan mentalitas atasan dari bawahan. Sebagai atasan kita di latih untuk berpikir berpikir lebih luas dan menerka hasil dari keputusan yang kita buat dan lakukan, sedangkan sebagai bawahan kita hanya menjalankan keputusan dari apa yang atasan kita sudah buat.
Saya memang selalu men challenge cici dan boy untuk tidak takut berbuat salah. Kenapa?? Karena memang saya selalu melatih mereka menggunakan otak/logika mereka dalam berpikir dan juga hati dan perasaan mereka dalam bertindak...sebelum mereka benar-benar mengambil keputusan yang terbaik buat mereka sendiri maupun orang lain.
Rasanya setiap orang pasti kesal dan sering pula menyesal telah berbuat salah. Namun sebenarnya tidak adanya salahnya koq berbuat kesalahan selama kita telah memikirkan dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik di awalnya, dan terutama mau bangkit dan berusaha untuk memperbaikinya.
kesal dan sering pula menyesal telah berbuat salah. Namun
sebenarnya tidak adanya salahnya koq berbuat kesalahan selama kita telah
memikirkan dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik di
awalnya, dan terutama mau bangkit dan berusaha untuk memperbaikinya.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/marchsell/jangan-takut-berbuat-salah_552fc0826ea834ba2f8b45e2
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/marchsell/jangan-takut-berbuat-salah_552fc0826ea834ba2f8b45e2
Test komen...
BalasHapusArtikel super wokeh nih!
Hehehe komennya juga super wokeh koq hehehe. Sekedar kasih tau mbak, komen mbak di tulisan saya lainnya kehapus krn saya ganti settingnya. Jadi bukan krn saya yg hapus yah mbak.
Hapus