Kumpulan cerita-cerita dan pengalaman dari suami yang bahagia dan sejahtera bersama mami, cici dan boy. Mempunyai gaya berkomunikasi dan berinteraksi yang lucu, iseng dan menyenangkan dengan mereka.
Senin, 25 Januari 2016
Because You're Worth It
Ini bukanlah tulisan untuk promosi salah satu kosmetik lho tapi merupakan salah satu pembelajaran dari kami buat cici dan boy saja supaya bisa berpikir lebih dewasa untuk kepentingan mereka pastinya. Perbincangan saya dengan cici dan boy ini sebenarnya sudah lama sekali namun saya dan mami masih tetap dan terus menggunakan kalimat ini sebagai motivasi buat mereka.
Because you're worth it. Ini slogan yang kami rasa bagus untuk memotivasi cici dan boy. Kami sering menggunakan kalimat ini buat mereka, membuat mereka menyadari akan talenta-talenta yang mereka miliki dan mereka bisa serta mau mengembangkannya untuk mereka sendiri, sesama dan juga lingkungan. Anak-anak mana sih yang mau kalau disuruh belajar...pastinya mereka mau nya main.
Ok saya setuju itu, tapi cepat atau lambat mereka juga perlu belajar. Kami sering menggunakan metode bermain sambil belajar pula koq, namun ada saatnya mereka memang harus belajar yang benar-benar belajar. Nah saat-saat seperti beginilah yang membuat orang tua harus lebih memutar otak supaya anak-anak tetap mau belajar pula. "Kenapa sih aku harus belajar daddy??" kata si boy kepada saya suatu saat. "Karena daddy sama mami mau kamu bisa independen dan berharga nantinya" jawab saya. "Koq nantinya bisa independen dan berharga dari belajar daddy??" kali ini cici yang bertanya. " Kalau kamu mau jadi chef kayak mami misalnya, kamu musti belajar masak kan. Setelah bisa masak baru ada yang mau hire kamu untuk kerja. Dari kerja ini kamu mempunyai harga dan bisa mandiri kan" saya menjelaskan yang simple tapi terarah buat mereka. "Setelah kamu kerja dan mempunyai gaji atau harga awal dari pekerjaan kamu...kamu juga harus terus belajar tidak??' tanya saya kali ini ke mereka. "Iya" jawab cici dan boy serempak. "Kenapa??" tanya saya penasaran. "Karena daddy sama mami selalu bilang untuk terus belajar" jawab boy jujur. "Kalau kamu ci??" saya menunggu jawaban cici. "Karena jadi bisa masak untuk masakan lainnya" jawab dia akhirnya.
"Betul dan hebat sekali jawab cici dan boy daddy ini" saya memuji akan pendapat mereka berdua. "Kalau kamu cuma bisa misalnya cuma 1 jenis masakan saja dan setelah itu kamu males.. makanya kamu akan stuck di situ saja atau dengan kata lain kamu tidak bisa improve. Kalau kamu bisa improve yourself to make it better...harga kamupun akan naik. Misalnya tadinya kamu cuma staff waktu awalnya...setelah kamu bisa improve and better kamu bisa jadi team leader. Kalau kamu improve terus kamu bisa jadi managernya" saya menambahkan.
"Jadi kita belajar supaya bisa jadi manager??" tanya si boy lagi. "Betul boy...tapi bukan hanya manager di kerjaan saja tapi terlebih lagi manager buat diri sendiri" saya menjelaskan lagi. "Maksud daddy??" tanya si cici. "Kamu tahu apa manage itu kan??" tanya saya ke mereka. Mereka berdua mengangguk tanda setuju. "Jadi kamu bisa me-manage diri kamu sendiri. Contohnya kamu langsung bisa help mami to prepare for our dinner, terus help taruhin dishesnya yang sudah di keringkan, kemudian ready untuk belajar sehabis dinner tanpa harus di bilangin sama mami atau daddy dulu, dan seterusnya. Kalau kamu bisa manage itu semua...kan kamu sudah jadi manager for yourself...iya nggak??" saya menjelaskan buat mereka.
"Jadi dari belajar itu banyak sekali manfaatnya...kamu jadi bisa tahu dari tidak tahu, dari tahu kamu bisa mandiri dan dari mandiri kamu bisa jadi manager for yourself. Kalau kamu sudah ada semua value itu dalam diri kamu maka kamu akan menjadi sangat berharga" saya menambahkan. "Untuk bisa jadi berharga ini harus dimulai dari diri kamu sendiri. Daddy sama mami cuma bisa guide kamu untuk ini...dan rasanya akan worth it buat mami sama daddy kalau kamu nantinya bisa worth it for others too" saya menanamkan yang kami harapkan kepada mereka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar